“Kalau dilihat di lapangan, banyak sekali orang yang punya mobil atau gadget bagus, tapi masih juga ngantri PBI. Pengennya sih pengawasan bisa lebih baik jadi PBI bisa benar-benar sampai ke orang miskin,” kata Aslak (51), warga asal Bojong Raya, Rawa Buaya, Cengkareng, yang merupakan salah satu peserta PBI.
“Seluruhnya kewenangan Kemensos RI. Kami hanya menggunakan data yang ada,” katanya.
Berharap manfaat
Demi mendapatkan layanan kesehatan yang baik bahkan gratis, banyak warga yang berupaya mendapatkan kartu JKN meski harus menjalani proses pembuatan dalam hitungan bulan.
Aslak contohnya, ia memproses kartu JKN sejak pertengahan Februari, dan baru akan mendapatkan kartu tersebut pada 19 April 2014.
”Saya sempat menginap dua malam di puskesmas untuk mendapatkan surat keterangan tidak mampu, baru setelah itu ke kantor BPJS cabang Jakarta Barat. Di situ juga antri sebelum dapat nomor urut, dan keterangan kapan bisa ambil kartu. Tapi kalau sekarang antriannya tidak terlalu panjang dan lama,” kata Aslak yang bekerja sebagai pedagang petasan.
Aslak berharap kartu JKN yang akan didapatkannya benar-benar memberi manfaat. Sehingga, ia dan keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menjaga kesehatan keluarganya. Aslak juga berharap JKN memudahkannya jika suatu saat harus berobat.