Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2014, 09:57 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

KOMPAS.com –  Program Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang merupakan bagian Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mendapat sambutan positif dari masyarakat. Warga tak mampu yang menjadi sasaran program ini bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik tanpa membayar premi. Sayangnya, program ini juga dinikmati masyarakat dengan kemampuan ekonomi lebih baik. Pengawasan yang lebih baik diperlukan supaya program PBI bisa tepat sasaran.

“Kalau dilihat di lapangan, banyak sekali orang yang punya mobil atau gadget bagus, tapi masih juga ngantri PBI. Pengennya sih pengawasan bisa lebih baik jadi PBI bisa benar-benar sampai ke orang miskin,” kata Aslak (51), warga asal Bojong Raya, Rawa Buaya, Cengkareng, yang merupakan salah satu peserta PBI.

 
Aslak tidak menyalahkan warga mampu yang ingin menjadi peserta PBI-JKN. Menurut Aslan, warga berhak memperoleh layanan kesehatan lebih baik termasuk melalui PBI-JKN. Karenanya, Aslan tidak heran jika kemudian banyak orang ‘berjuang’ mendapatkan PBI, termasuk orang berpunya.
 
Kriteria peserta
Menanggapi kriteria peserta PBI-JKN, Direktur Pelayanan BPJS Kesehatan, Fajriadinur mengatakan, kewenangan menentukan warga miskin ada pada Kementerian Sosial RI. Data tersebut kemudian digunakan Kementerian Kesehatan RI dan BPJS Kesehatan untuk menentukan peserta PBI.

“Seluruhnya kewenangan Kemensos RI. Kami hanya menggunakan data yang ada,” katanya.

Berharap manfaat  Demi mendapatkan layanan kesehatan yang baik bahkan gratis, banyak warga yang berupaya mendapatkan kartu JKN meski harus menjalani proses pembuatan dalam hitungan bulan. 
 
Aslak contohnya, ia memproses kartu JKN sejak pertengahan Februari, dan baru akan mendapatkan kartu tersebut pada 19 April 2014.

”Saya sempat menginap dua malam di puskesmas untuk mendapatkan surat keterangan tidak mampu, baru setelah itu ke kantor BPJS cabang Jakarta Barat. Di situ juga antri sebelum dapat nomor urut, dan keterangan kapan bisa ambil kartu. Tapi kalau sekarang antriannya tidak terlalu panjang dan lama,” kata Aslak yang bekerja sebagai pedagang petasan.  

Aslak berharap kartu JKN yang akan didapatkannya benar-benar memberi manfaat. Sehingga, ia dan keluarga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menjaga kesehatan keluarganya. Aslak juga berharap JKN memudahkannya jika suatu saat harus berobat.  

 
  
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com