Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2014, 17:09 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Angka kejadian dari penyakit tuberkulosis (TB) di Indonesia masih tinggi yaitu sekitar 800.000-900.000 kasus, dengan kasus baru mencapai 460.000 per tahunnya. Dari total kasus baru, tiga persen di antaranya merupakan TB yang berkaitan dengan HIV.

"Satu persen saja (angka kejadian TB-HIV) sudah besar, apalagi tiga," ujar Menteri Kesehatan RI Nafsiah Mboi saat ditemui di sela-sela acara Forum Stop TB Partnership Kawasan Asia Tenggara, Pasifik Barat, dan Mediterania Timur, Senin (3/3/2014), di Jakarta.

Menurutnya, TB dan HIV sama-sama termasuk dalam permasalahan kesehatan yang perlu segera diatasi. Apalagi jika keduanya saling mempengaruhi, seperti kasus TB-HIV yang artinya seseorang mengalami TB karena daya tahan tubuhnya melemah akibat HIV.

Direktur Jenderal Pengawasan Penyakit dan Pengelolaan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, satu pertiga populasi di dunia terdapat bakteri penyebab TB di dalam tubuhnya. Hanya saja, bakteri TB dalam tubuh mereka bersifat tidak aktif atau melakukan dormansi.

"Maka sepertiga populasi tersebut dikatakan memiliki TB laten. Nah, jika daya tahan tubuh mereka melemah, baru mereka terkena TB," paparnya.

Namun jika daya tahan tubuh mereka kuat, lanjut dia, selamanya mereka tidak akan menderita TB. Sementara itu, HIV merupakan virus yang dapat melemahkan daya tahan tubuh. Saat daya tahan tubuh seseorang melemah karena HIV, maka bakteri TB akan aktif dan menjangkiti tubuhnya. Itulah mengapa pasien HIV rentan terserang TB.

Meskipun TB sudah termasuk dalam pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) namun Nafsiah menganjurkan masyarakat dapat menjaga perilaku supaya terhindar dari penyakit tersebut. Pasalnya, TB bukanlah penyakit yang ringan dan dapat mematikan jika tidak segera ditangani.

"TB dapat dicegah dan diobati, tergantung kepada perilaku seseorang. Selama seseorang menjalani hidup bersih dan sehat, ada banyak penyakit yang bisa dicegah, termasuk TB," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com