Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2014, 18:46 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com –Mengukur tekanan darah di kedua lengan ternyata lebih baik dibanding hanya salah satunya. Pengecekan di kedua lengan dapat membantu dokter mendeteksi penyakit jantung tersembunyi.

Riset menunjukkan, bila ada perbedaan tekanan darah yang cukup besar di kedua lengan, maka seseorang yang terlihat sehat berisiko 38 persen lebih besar mengalami serangan jantung, stroke, atau masalah kardiovaskular lainnya yang mematikan.  

Hasil penelitian ini merekomendaskan, risiko tersebut dapat diantisipasi dengan cara yang murah, cepat, dan sederhana yaitu menambah pemeriksaan tensi. Pemeriksaan ekstra (pada kedua lengan) dapat memberi peringatan dini yang kemudian akan menganjurkan perubahan gaya hidup untuk memperbaiki kesehatan jantung.

Hipertensi akan meningkatkan risiko stroke dan serangan jantung hingga tiga kali lipat. Hipertensi juga mengganggu ginjal, mata, dan meningkatkan risiko demensia. Sayangnya, gejala penyakit kardiovaskuler dan hipertensi sering kali tidak terdeteksi atau terlalu telat.

Dalam riset ini peneliti dari Harvard Medical School AS, mencatat tekanan darah kedua lengan dari sekitar 3.400 responden. Responden berjenis kelamin pria dan wanita berusia lebih dari 40 tahun.

Hasilnya, sedikit perbedaan tekanan darah lengan kanan dan kiri tergolong normal. Pada studi, tekanan darah sistolik bervariasi hingga 5 poin. Sistolik adalah tekanan darah yang ditulis di bagian atas dan menunjukkan angka lebih tinggi.

Namun pada 10 persen responden, ada perbedaan hingga 10 poin atau lebih antara kedua lengan. Responden pria dan wanita yang mengalami perbedaan tersebut, berisiko 38 persen menderita serangan jantung fatal, stroke, atau masalah kardiovaskuler lain dalam 13 tahun ke depan.

Menurut peneliti, tekanan yang lebih besar pada salah satu lengan mengindikasikan arteri banyak terhalang lemak. Hal ini menandakan arteri pada jantung dan otak juga mengalami hambatan yang sama. Laporan dalam American Journal of Medicine menyebutkan, halangan tersebut meningkatkan risiko mengalami serangan jantung dan stroke.

Walaupun panduan di Inggris menyarankan dokter memeriksa tensi di kedua lengan, namun kebanyakan hanya mengambil salah satunya. Menurut British Heart Foundation, perbedaan tensi yang besar pada kedua lengan tak boleh disepelekan.

“Walaupun seseorang tak memiliki faktor risiko penyakit kardiovakuler, perbedaan tekanan darah yang cukup besar bisa menandakan adanya peningkatan risiko mengalami penyakit tersebut. Panduan di Inggris sudah mengharuskan dokter mengambil tekanan darah di kedua lengan sebelum mendiagnosis hipertensi. Pasien juga sebaiknya meminta dokter atau perawat memeriksa tensi dari kedua lengan, terutama bila khawatir pada risiko tekanan darah atau penyakit kardiovaskuler,” kata perawat senior masalah jantung, Thembi Nkala.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya
Rasa Asam Belum Tentu Tanda Kandungan Vitamin C Tinggi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Rasa Asam Belum Tentu Tanda Kandungan Vitamin C Tinggi, Ini Penjelasan Ahli Gizi
Health
Bukan Maag Biasa, Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung: Ini Bedanya
Bukan Maag Biasa, Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung: Ini Bedanya
Health
Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya
Kang Seo Ha Meninggal karena Kanker Lambung, Kenali Gejala dan Faktor Risikonya
Health
Waspada Varian Baru Covid-19 XFG, Sudah Tersebar di 38 Negara
Waspada Varian Baru Covid-19 XFG, Sudah Tersebar di 38 Negara
Health
Yunita Ababiel Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Bahaya Kanker Payudara
Yunita Ababiel Meninggal Dunia, Ini Penyebab dan Bahaya Kanker Payudara
Health
Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Yunita Ababiel Meninggal karena Kanker Payudara, Ini Gejala Awal yang Perlu Diwaspadai
Health
Robot Medis Pertama Lakukan Operasi Realistis Secara Mandiri dengan Akurasi 100 Persen
Robot Medis Pertama Lakukan Operasi Realistis Secara Mandiri dengan Akurasi 100 Persen
Health
Kapan Waktu Terbaik untuk Mandi: Pagi atau Malam Hari? Ini Penjelasan Ahli
Kapan Waktu Terbaik untuk Mandi: Pagi atau Malam Hari? Ini Penjelasan Ahli
Health
Kenali Apa Itu Weil's Disease, Komplikasi Berat Akibat Leptospirosis
Kenali Apa Itu Weil's Disease, Komplikasi Berat Akibat Leptospirosis
Health
Kenali Komplikasi Berat Leptospirosis, Bisa Sebabkan Kematian
Kenali Komplikasi Berat Leptospirosis, Bisa Sebabkan Kematian
Health
Kapan Harus Periksa ke Dokter Saat Curiga Leptospirosis? Ini Tandanya
Kapan Harus Periksa ke Dokter Saat Curiga Leptospirosis? Ini Tandanya
Health
Leptospirosis Mengintai Saat Musim Hujan, Ini Gejala Awalnya
Leptospirosis Mengintai Saat Musim Hujan, Ini Gejala Awalnya
Health
Waspada Genangan Air, Ini Cara Leptospirosis Menular ke Manusia
Waspada Genangan Air, Ini Cara Leptospirosis Menular ke Manusia
Health
Telinga Berdenging Usai Pakai Headset? Waspadai Tuli Akibat Bising...
Telinga Berdenging Usai Pakai Headset? Waspadai Tuli Akibat Bising...
Health
Lingkungan Kotor dan Malas Bergerak, Bisa Picu Penyakit Akibat Kemarau Basah
Lingkungan Kotor dan Malas Bergerak, Bisa Picu Penyakit Akibat Kemarau Basah
Health
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau