Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/04/2014, 15:59 WIB

Paedofilia juga bisa dipicu abnormalitas otak sehingga muncul gangguan perkembangan saraf dan mekanisme kerja otak. Abnormalitas otak bisa disebabkan gangguan otak anak sejak di kandungan, cedera kepala, atau tumor otak. Namun, gangguan itu tak selalu dapat diperiksa.

Dinastuti mengatakan, paedofil biasanya berhati-hati dalam beraktivitas. Sebab, secara universal, dorongan seksual terhadap anak adalah terlarang dan tabu. Internet jadi alat efektif untuk mencari informasi, gambar, atau video calon korban.

Setelah target didapat, mereka dengan sabar menjalin relasi pertemanan, banyak memuji, dan memberi hadiah. Setelah rasa percaya korban kepada pelaku terbangun, anak akan diminta pelaku melakukan aktivitas seksual secara bertahap, mulai dari sentuhan, membuka baju, sampai aktivitas seksual sesungguhnya, seperti seks oral, anal, ataupun vaginal.

Pelaku biasa mencari calon korban di lingkungan rumah atau tempat anak beraktivitas karena kemudahan mencari korban dan minimnya pengawasan. Mereka bisa ada mulai di rumah, sekolah, jalanan, hingga komunitas keagamaan.
Terapi

Menurut Nalini, paedofil adalah istilah psikiatri, bukan hukum. Paedofil tak dapat dihukum jika mereka tak merugikan orang lain. Oleh karena itu, paedofil harus diterapi agar gangguannya bisa diatasi dan dipulihkan. Dengan demikian, saat dorongan seksualnya muncul, bisa dikendalikan atau disalurkan dengan cara positif yang tak merugikan orang lain.

Untuk memastikan seseorang mengalami paedofilia, kata Dinastuti, mereka perlu menjalani pemeriksaan psikologis komprehensif lebih dulu. Tak bisa langsung dituduh paedofil.

Jika sudah dipastikan paedofil, tambah Nalini, penyebabnya perlu dipastikan dulu. Faktor biologis pemicunya, seperti gangguan neurologis, hormon, atau kromosom, harus dituntaskan. ”Bila faktor biologis sudah tidak ada, baru psikoterapi,” katanya.

Keberhasilan terapi ditentukan banyak hal. Makin muda usia paedofil saat diterapi, tingkat keberhasilannya kian tinggi. Pengalaman kekerasan seksual di masa kecil akan mempersulit terapi. Motivasi sang paedofil untuk berubah juga penting.

”Dukungan sosial orangtua dan lingkungan berperan besar,” ujarnya. Oleh karena itu, orangtua tak perlu malu melaporkan pelaku kekerasan seksual atas anaknya. Keberanian itu bisa mempermudah terapi anak dan memutus rantai kekerasan seksual kepada anak.

Negara juga perlu lebih peduli, tak bisa terus mengabaikan kekerasan seksual terhadap anak karena itu kejahatan kemanusiaan yang keji dan merusak masa depan anak. Negara tak boleh menyalahkan korban, tetapi justru memfasilitasi korban dan keluarganya agar tak malu melaporkan kekerasan yang dialami dan memberi terapi kepada mereka.

”Pembiaran paedofilia mengancam ketahanan bangsa,” kata Nalini. (KOMPAS/M Zaid Wahyudi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com