Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/05/2014, 12:28 WIB

KOMPAS.com - Seorang wanita yang menderita kanker darah tipe multiple myeloma berhasil terbebas dari penyakit ini setelah dokter melakukan terapi vaksin virus campak.

Kanker yang diderita Stacy Erholtz (50) tersebut sudah menyebar ke seluruh tubunya. Kemudian para dokter di Mayo Clinic mencoba melakukan percobaan dengan menyuntikkan vaksin campak dengan kekuatan vaksin yang cukup untuk 10 juta orang.

Hasilnya cukup menggembirakan karena Erholtz mengalami remisi komplet dan selama 6 bulan ini telah bersih dari penyakit kanker tersebut.

"Ini adalah tonggak. Dari percobaan pada tikus kita tahu bahwa virus bisa dimasukkan melalui urat nadi dan menghancurkan kanker yang sudah menyebar. Tapi sebelumnya belum diketahui kalau ini bisa dilakukan pada manusia," kata Dr.Stephen Russell.

Penelitian selama bertahun-tahun terhadap tikus menunjukkan, virus bisa memasuki beberapa jenis sel kanker. Sel kanker punya tipe bergerak sangat cepat dan menggandakan diri dengan cepat. Namun, beberapa virus punya kemampuan untuk masuk ke sel ini dan memakainya sebagai inkubator, sehingga virus juga ikut menggandakan diri dengan kecepatan yang sama. Begitu virus sudah menempel, sel kanker akan meledak dan melapaskan virus dari tubuh.

Penerimaan Erholtz terhadap terapi ini juga lebih dari positif. "Sejauh ini terapi vaksin ini adalah terapi kanker termudah dan efek sampingnya paling kecil. Saya harap ini menjadi masa depan terapi kanker," katanya.

Percobaan ini melibatkan dua pasien, satu orang yang menderita multiple myeloma dan satu pasien kanker otak. Pasien kedua diterapi dengan virus polio. Namun ia gagal mencapai remisi total karena kankernya kembali lagi setelah 9 bulan.

Para peneliti mencoba terapi ini pada pasien kanker multiple myeloma karena sistem imunnya yang lemah paling memungkinkan, mengingat sistem imun itu tak punya kemampuan melawan kembali campak, maka virus itu punya kesempatan melawan kanker. Selain itu, tak ada pilihan terapi lain bagi kanker jenis ini.

"Virus akan masuk ke aliran darah, menginfeksi dan menghancurkan kanker, menjadi besar, lalu sistem imun kembali dan membersihkan residunya," tulis peneliti.

Langkah selanjutnya yang akan dilakukan adalah penelitian dalam skala besar dan menguji efektivitas vaksin ini melawan kanker ovarium, otak, serta kanker kepala dan leher.

Para peneliti juga berencana menguji vaksin menggunakan virus lain selain campak, dengan tujuan utama adalah menemukan "satu suntikan" obat untuk semua kanker.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau