Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/05/2014, 11:47 WIB

KOMPAS.com - Perayaan biasanya identik dengan sebuah peristiwa besar atau istimewa. Dalam tumbuh kembang anak, biasanya yang kita rayakan adalah ulang tahun atau milestone besar lainnya. Padahal, ada banyak momen kecil namun istimewa yang sering luput dari perhatian orangtua.

Penyiar radio Amy Zein mengaku bangga sekaligus terharu ketika putranya Abiputra Prasetyo bisa mengucapkan kata pertamanya. "Kebetulan anak saya termasuk terlambat bicara, jadi waktu pertama kali dia bisa bicara saya langsung terharu walau kata pertamanya adalah cow alias sapi," katanya sambil tertawa.

Untuk mengapresiasi pencapaian Abi, panggilan sayang putranya, Amy langsung memeluknya. "Saya juga jadi bersemangat mengajarinya kata-kata lainnya," ujarnya.

Tumbuh kembang anak sejak lahir hingga balita memang sangat cepat. Baru saja si kecil belajar tengkurap, tak butuh waktu lama ia sudah mulai duduk, lalu berjalan, dan aktif berbicara. Namun sebenarnya di antara pencapaiannya itu ada banyak hal-hal kecil yang menjadi bagian dari proses belajarnya.

"Tumbuh kembang anak sebenarnya berlangsung smooth dan berkelanjutan. Anak-anak tidak tiba-tiba dari duduk langsung berdiri atau langsung bisa bicara. Sebelum itu ada perilaku tertentu yang akan mendukung tumbuh kembangnya," kata psikolog Roslina Verauli dalam acara peluncuran Frisian Flag Jelajah dan Karya di Jakarta beberapa waktu lalu.

Vera mencontohkan, saat anak mulai belajar meniup, proses ini sebenarnya akan mendukung kemampuan bicaranya. "Anak bisa memegang pensil warna juga tidak terjadi begitu saja, sebelumnya ia baru bisa menggenggam lalu perlahan mulai bisa memegang dengan benar," kata Vera.

Ditambahkan oleh dr.Sudjatmiko, Sp.A, pada setiap periode memang akan selalu terlihat progesnya, terutama saat anak berusia kurang dari setahun. "Hampir setiap 2 minggu atau tiap bulan akan selalu ada hal baru," katanya.

Namun agar anak bisa mencapai tahapan tumbuh kembangnya dengan baik, kecukupan gizi sejak bayi dalam kandungan harus benar-benar diperhatikan. Dengan gizi seimbang, bayi akan tumbuh dengan optimal, termasuk kecerdasannya.

Momen Wow

Sebagai orangtua kita sering dibuat takjub dengan momen pertumbuhan anak tersebut. Momen ini bisa kita bilang sebagai 'Momen Wow'.

Vera mengatakan, tak ada salahnya jika kita merayakan 'momen wow' tersebut, apalagi keunikan tiap anak memberikan momen yang unik pula. "Perayaannya bisa memberi hadiah khusus, atau berupa pujian dan pelukan pada anak karena hal ini berdampak positif bagi perkembangan emosi anak," katanya.

Anak pun akan merasa bangga dengan dirinya, merasa kompeten, sehingga anak terdorong untuk makin terampil. "Yang ingin ditumbuhkan adalah rasa bangga dari dalam, secara emosional anak dibangun kekuatannya berkat pencapaian positifnya," katanya.

Emosi positif yang dimiliki anak karena ia mendapatkan pujian dari orangtua atau pengasuhnya, bisa menjadi bekal jangka panjang agar anak lebih berdaya menghadapi lingkungan sosialnya.

Merayakan momen ini, menurut Vera, juga bisa menjadi bonding antara orangtua dan anak. "Anak berusia 18-24 bulan butuh mengembangkan emosi lain, yakni perasaan bangga akan dirinya. Ia pun tidak akan ragu untuk menjelajah lebih dalam lagi kemampuannya," kata pengajar di Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara ini.

Bagi kebanyakan orangtua, konsep merayakan "momen wow" memang belum terlalu populer. Berbeda halnya dengan merayakan ulang tahun yang umumnya diperingati dengan memberikan hadiah istimewa.

Dalam survei yang diadakan oleh Frisian Flag Indonesia kepada lebih dari 1000 orang ibu, terungkap 98 persen ibu tanpa disadari sebenarnya telah merayakan 'momen wow' tumbuh kembang anaknya. Bukan hanya itu, 82 persen ibu juga memberikan apresiasi dalam bentuk pujian atau pelukan.

Dalam kampanye terbarunya, Frisian Flag mendorong orangtua untuk lebih memahami manfaat di balik perayaan 'momen wow" dan menjadikannya lebih bermakna.

"Kampanye ini diharapkan bisa memberi inspirasi bagi orangtua untuk menghargai pencapaian anak karena sekecil apa pun adalah sesuatu yang 'wow' dalam tumbuh kembangnya," kata Yuniastuti Kusuma Putri, Head of Marketing IFT Frisian Flag Indonesia, dalam kesempatan yang sama.

Vera menambahkan, kebiasaan mengapresiasi 'momen wow' anak seharusnya tidak hanya dilakukan orangtua tapi juga semua pihak yang mengasuh anak. Orangtua bisa memberikan contoh perilaku pujian, sehingga ketika anak berhasil melakukan sesuatu saat orangtua sedang bekerja anak tetap bisa mendapat pujian dari pengasuh atau kakek-neneknya.

Tetapi ia menegaskan bahwa pujian hendaknya diberikan pada momen yang tepat, yakni saat anak menunjukkan kompetensinya. "Pujian yang tidak tepat misalnya anak pintar main gadget, padahal sekarang ini jelas-jelas semua anak sejak bayi sudah bisa megang gadget, atau pujian karena fisik anak putih," katanya.

Bagi orangtua, merayakan 'momen wow' juga akan memberikan feedback positif terhadap apa yang sudah dilakukannya dalam mengasuh si buah hati. "Tentu kita akan merasa bangga karena si kecil semakin pintar. Ini bisa membuat orangtua sehat emosional," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com