Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/05/2014, 17:15 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

 

KOMPAS.com -
Luka yang menimbulkan bekas di kulit dapat menurunkan rasa percaya diri. Apalagi bila berada di bagian-bagian tubuh yang tidak tertutup, misalnya di wajah. 
 
Sayangnya, orang Asia, termasuk Indonesia, merupakan ras yang lebih sulit sembuh lukanya dibandingkan orang Barat atau Kaukasia. Inilah yang kemudian membuat bekas luka lebih sulit hilang, bahkan tanpa perawatan luka yang memadai, bekas luka akan permanen.
 
Dokter spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik Irena Sakura Rini mengatakan, jika luka pada orang Kaukasia bisa sembuh dalam lima hari, orang Asia baru sembuh setelah tiga minggu. Bahkan bagi sebagian orang, bekas luka berpotensi menjadi keloid.
 
"Ini karena pada kulit orang Asia jumlah sel melaninnya lebih banyak," kata Irena pada media briefing Pertemuan Ilmiah Tahunan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik Indoensia (PERAPI), Senin (26/5/2014) di Jakarta.
 
Irena menjelaskan, sel melanin merupakan sel pada bagian dermis kulit yang berfungsi memberi warna pada kulit. Karena sel melanin lebih banyak, maka warna kulit cenderung berwarna lebih gelap dibandingkan orang Kaukasia.
 
Di samping manfaatnya yang melindungi kulit dari paparan sinar matahari, sel melanin juga berfungsi untuk menyembuhkan luka. Namun jika jumlahnya terlalu banyak, sel-sel ini terlalu aktif bekerja, tarik menarik sehingga luka tidak bisa segera sembuh.
 
"Saat sel melanin terlalu aktif, mereka berebut untuk menyembuhkan luka, tarik menarik sehingga inflamasi atau peradangan pada luka akan berlangsung lebih lama," jelas dokter dari RS Dharmais ini.
 
Irene mengatakan, saat terjadi luka, sel melanin dan kolagen pada dermis akan merespon untuk menutup luka tersebut. Namun jika sel melanin bekerja terlalu aktif maka akan merangsang kolagen terbentuk semakin tebal yang akhirnya membuat keloid pada bekas luka.
 
Maka untuk mempercepat penyembuhan luka, Irena menyarankan supaya orang lebih banyak mengonsumsi vitamin C yang menekan pertumbuhan melanin. Di samping itu, orang juga perlu menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan guna mencegah melanin menjadi terlalu aktif.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau