Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2014, 19:57 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Sebagian besar orang mungkin tidak akrab dengan istilah neuropati atau kerusakan saraf tepi. Meski istilah tersebut terasa asing, namun sebenarnya angka kejadian neuropati justru tinggi, terutama pada orang-orang yang tinggal di kota besar.
 
Menurut survei yang dilakukan oleh PT Merck, prevalensi gejala neuropati lebih dari 50 persen atau diderita satu dari dua orang, khusus mereka yang berusia di atas 30 tahun. Bahkan, survei tersebut juga menyebutkan 25 persen atau satu dari empat orang mulai merasakan kesemutan dan kebas di usia 26-30 tahun.
 
Dokter spesialis saraf Manfaluthy Hakim mengatakan, prevalensi kerusakan saraf tepi yang tinggi pada orang perkotaan dikarenakan faktor gaya hidup.
 
"Aktivitas seperti mengetik dengan gadget, mengendarai motor dan mobil, duduk dalam waktu yang lama, aktivitas dengan gerakan berulang, seperti mencuci, memasak dan menyapu, dan mengetik di komputer bisa memicu neuropati," tutur dia dalam media workshop bertajuk "Waspadai Gaya Hidup Berisiko Neuropati" di Jakarta, Kamis (5/6/2014).
 
Survei tersebut dilakukan PT.Merck di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Medan, dan Palembang di tahun 2014. Menurut survei tersebut, aktivitas mengetik dengan gadget dilakukan sebanyak 61,5 persen responden, mengendarai motor dan mobil 58,5 persen, duduk dalam waktu yang lama durasi 5-7 jam 53,7 persen, aktivitas dengan gerakan berulang 54,4 persen, mengetik dengan komputer 52,8 persen.
 
Gejala neuropati yang diukur dalam survei tersebut antara lain pegal, kesemutan, kram, tangan kaku, kebas, rasa tertusuk-tusuk, dan terbakar. Kebanyakan orang paling sering merasa pegal yaitu 66,1 persen, disusul oleh kesemutan 53,6 persen, dan kebas 9,4 persen.
 
Neuropati sejatinya adalah istilah untuk kerusakan saraf tepi yang disebabkan oleh penyakit, trauma pada saraf, atau dapat juga karena komplikasi dari suatu penyakit sistemik. Neuropati umumnya lebih berisiko pada orang usia tua dan penderita diabetes.
 
"Namun dengan meningkatnya gaya hidup pemicunya, gejala neuropati kini sudah banyak dialami oleh orang usia lebih muda, bahkan sejak melewati usia 30 tahun," kata Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) ini.
 
Kerusakan saraf tepi diketahui dapat mengakibatkan mati rasa di bagian ujung-ujung tubuh, misalnya pada kaki atau tangan. Bahkan jika sudah dalam kondisi parah, penyakit ini akan menyebabkan kerusakan saraf otonom sehingga fungsi-fungsi tubuh yang digerakan tanpa sadar seperti jantung dan peredaran darah juga akan terganggu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau