Para peneliti menemukan, orang dewasa muda yang menguasai dua bahasa memiliki hasil yang lebih baik dalam tes atensi dan konsentrasi dibandingkan dengan mereka yang hanya bisa satu bahasa.
Manfaat positif yang didapatkan otak akibat belajar bahasa baru itu tetap kita rasakan meski kita belajar bahasa baru itu saat masih kecil, di usia sekolah, atau saat remaja. Demikian menurut studi yang dipimpin oleh Dr.Thomas Bak.
Dalam penelitian yang dilakukan Bak dan rekannya Dr.Suvarna Alladi dari India, ia menemukan orang-orang di India yang berbicara dua bahasa sejak usia muda mengalami penyakit demensia sekitar 4 tahun lebih lambat dibanding mereka yang berbicara satu bahasa. Fakta tersebut membuatnya tertarik untuk meneliti manfaat bahasa kedua pada orang dewasa.
Studi terbarunya menemukan, orang usia dewasa muda yang menguasai dua bahasa memiliki kemampuan lebih baik dalam mengabaikan stimulus yang tidak penting dan fokus pada informasi penting.
Meski demikian Bak mengingatkan bahwa studi yang dilakukannya sangat kecil, hanya melibatkan ratusan orang.
Menurut Dr.Ken Paap, pakar psikologi kognitif, tidak semua orang yang menguasai dua bahasa merasakan manfaat positif bagi kemampuan otak.
Meski begitu, belajar dua bahasa diketahui memang membuat otak tetap aktif. Di lain pihak, orang-orang yang memiliki fungsi kognitif baik juga cenderung lebih suka belajar bahasa baru.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.