Setelah hampir empat tahun menikah, pasangan Lodwyk Wakkary dan Olvyta Rumende akhirnya dikaruniai seorang anak, yang mereka beri nama Deven Wakkary.
Saat Deven berusia di bawah tiga tahun, ia diberi orangtuanya beragam cakram padat video berisi pelajaran berhitung, mengenal huruf, mengenal angka, serta mengenal warna dan bentuk dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Deven juga diberi beragam mainan digital yang diputar pada komputer dan gawai (gadget).
Hampir tiap hari, teman bermain Deven hanyalah cakram video itu dan permainan digitalnya. Ia kerap bermain sendiri di rumah. Pengasuhnya jarang sekali mengajaknya berinteraksi dan berkomunikasi.
Sementara Lodwyk atau biasa dipanggil Ody dan istrinya sibuk bekerja di luar rumah sehingga tak memiliki waktu banyak bersama Deven. ”Pulang kantor sudah malam dan badan capek. Paling anak saya kasih gim dan makanan kesukaannya biar dia tenang,” kata Ody.
Ketika Deven berusia tiga tahun, Ody baru tersadar, anaknya tak seperti anak lain. Deven belum bisa berkomunikasi dengan baik. Padahal, Deven sudah bisa berhitung 1-100 serta menyebutkan warna dan bentuk dalam bahasa Inggris. Namun, jika berbicara, yang terucap hanya satu-dua kata.
”Kalau Deven ingin minum, misalnya, ia tak bilang mau minum. Tetapi, ia memegang tangan saya, membawa saya, dan mendekatkan tangan saya ke dispenser,” ujarnya.
Ody baru menyadari bahwa ia dan istrinya telah salah menerapkan pola asuh pada anaknya. Mereka jarang mengajak berbicara atau berkomunikasi dengan anaknya. Permainan digital pada gadget dan makanan kesukaan kerap diberikan kepada anaknya agar tak rewel. Akibatnya, kemampuan berbicara anaknya menjadi terlambat.
Sindrom anak kota
Menurut Rifa Yustiyani, terapis wicara dari Klinik Liliput, Cipete, Jakarta Selatan, apa yang dialami Deven banyak dialami anak-anak lain di kota besar. ”Kami menyebutnya dengan sindrom anak kota,” ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.