Walau demikian, bersepeda mungkin meningkatkan risiko kanker prostat pada pria berusia 50 tahun. Para peneliti dari University College London melakukan penelitian tersebut dengan menganalisis data yang melibatkan 5.282 pria yang sering bersepeda.
Para pria tersebut mengisi survei online untuk melaporkan apakah mereka menderita disfungsi ereksi, apakah didiagnosis tidak subur, atau memiliki kanker prostat.
Responden dibagi dalam 4 kelompok berdasar jumlah waktu bersepeda setiap minggunya, yakni yang bersepeda kurang dari 3,75 jam; antara 3,76 dan 5,75 jam; 5,76 sampai 8,5 jam; dan terakhir yang bersepeda lebih dari 8,5 jam.
Ternyata tidak ditemukan kaitan antara gangguan kesuburan atau disfungsi ereksi dengan jumlah kilometer bersepeda setiap minggunya, bahkan pada mereka yang bersepeda lebih dari 8,5 jam.
Menurut ketua peneliti Mark Hamer, PhD, teknologi sadel yang makin modern tampaknya berpengaruh. "Ini melepaskan tekanan pada saraf untuk mencegah rasa tidak nyaman atau sensasi kebas yang sering muncul setelah bersepeda cukup lama," katanya.
Bersepeda terkait dengan peningkatan level protein PSA yang merupakan penanda kanker prostat. Hal ini terjadi karena tekanan pada sadel bisa menyebabkan cedera pada prostat dan memicu inflamasi.
Walau begitu, menurut Hamer, hal tersebut tidak selalu pasti. "Bersepeda dalam jumlah waktu yang moderat diketahui memiliki banyak manfaat. Karena itu, tak perlu takut untuk bersepeda karena manfaatnya lebih besar," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.