KOMPAS.com - Risiko degenerasi makula atau age-related macular degeneration (AMD), yang dikenal juga dengan kebutaan karena penurunan fungsi makula pada mata, akan meningkat di usia tua. Namun selain usia, faktor yang kuat mempengaruhi peningkatan risiko penyakit ini adalah kebiasaan merokok.
Menurut sebuah studi baru jangka panjang, perokok atau orang yang merokok dalam jumlah besar dalam jangka waktu yang lama lebih mungkin untuk mengalami AMD dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Perkembangan penyakit ini pada perokok juga umumnya lebih cepat dibandingkan dengan bukan perokok.
AMD merupakan penyakit mata yang cukup umum terjadi pada orang lanjut usia karena kerusakan pada bagian pusat dari retina. Kebutaan biasanya terjadi pada orang berusia di atas 50 tahun.
Dr Neil Bressler, pakar kesehatan mata dari Johns Hopkins University School of Medicine mengatakan, studi ini memperkuat gagasan yang menyebutkan bahwa merokok merupakan salah satu faktor yang memperburuk risiko AMD.
"AMD menyebabkan penyusutan pada pusat retina (makula). Padahal bagian tersebut merupakan jaringan di belakang tengah mata yang bertanggung jawab pada penangkapan cahaya yang dibutuhkan untuk penglihatan prima guna melakukan aktivitas seperti membaca, menyetir, membaca, dan mengenali wajah," papar Bressler yang tidak terlibat dalam studi ini.
Ketua studi, Chelsea Myers, peneliti dari departemen mata dan penglihatan di University of Wisconsin School of Medicine and Public Health in Madison mengatakan, merokok dapat merusak pembuluh darah yang menutrisi retina sehinga menyebabkan perburukan degenerasi makula. Di sisi lain, merokok juga menimbulkan akumulasi racun di dalam retina yang merusak fungsinya.
Dalam studi yang dipublikasi dalam jurnal Ophthalmology tersebut, Myers dan timnya menganalisis data yang dimulai sejak tahun 1988 yang melibatkan 4.439 orang dewasa. Kemudian peserta diikuti selama lebih dari 20 tahun dan didata ulang setiap lima tahun. Dari total peserta, peneliti menemukan 24 persennya mengalami AMD stadium awal.
Merokok berhubungan dengan peningkatan 36 persen risiko perburukan stadium penyakit, dari stadium awal ke menengah. Sementara orang yang merokok dengan jumlah rokok paling banyak mengalami peningkatan risiko perkembangan penyakit dari stadium awal ke stadium lanjut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.