Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/08/2014, 17:35 WIB

KOMPAS.com -  Kampanye berperilaku aman pada populasi berisiko tak begitu efektif. Akibatnya, infeksi human immunodeficiency virus (HIV) dari populasi berisiko kepada orang di luar populasi itu menjadi ancaman penyebaran. Untuk itu, perlu pendekatan dan cara baru penanggulangan epidemi HIV.

Menurut Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (5/8), sulit mengubah perilaku populasi berisiko agar mau menjaga kesehatan diri dan orang lain. ”Heran, mengapa yang berisiko tidak mau berperilaku aman. Kesadaran menjaga kesehatan dirinya dan orang lain kurang,” kata dia.

Nafsiah menyatakan, pemerintah telah menyosialisasikan pemakaian jarum suntik steril dan alat pelindung untuk memutus penularan HIV. Bahkan, pemerintah menyediakan alat suntik steril dan alat pelindung gratis. Namun, banyak orang berperilaku berisiko terinfeksi HIV enggan memakainya.

Untuk itu, pemerintah dan pihak terkait dalam penanggulangan HIV perlu memikirkan pendekatan dan cara baru yang lebih persuasif dalam kampanye pencegahan HIV. Dengan cara baru itu, orang diharapkan lebih sadar dan bertanggung jawab pada kesehatan diri dan orang
lain.

Populasi berisiko yang berpotensi menyebarkan virus HIV adalah pekerja seks, pembeli seks, waria, dan lelaki suka lelaki. Sebab, selain kontak seksual dengan sesama orang berisiko, mereka berhubungan dengan pasangan. Transmisi virus HIV melalui hubungan seksual itu menjadi cara penyebaran HIV dari kelompok berisiko kepada orang di luar kelompok itu.

berdasarkan data Kemenkes, jumlah ibu hamil positif HIV hingga Juni 2014 mencapai 1.182 orang. Tahun lalu, jumlahnya 3.135 orang. Jika tidak diterapi sedini mungkin, bayi yang dikandung berisiko terinfeksi HIV. Pada 2013, dari 1.630 bayi lahir dari ibu positif HIV, 91 bayi di antaranya positif HIV.

Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Slamet menambahkan, untuk mendeteksi lebih banyak orang yang HIV positif, sejak 2013 pemerintah meluncurkan program strategi penggunaan antiretroviral (strategic use of ARV). Layanan kesehatan primer itu akan terus diperluas. (ADH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com