Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 19/08/2014, 06:45 WIB
Penulis advertorial
|
Editoradvertorial

Hepatitis B dan C yang sering dikenal sebagai ‘sakit kuning’ atau ‘sakit liver’ adalah penyakit infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) dan virus hepatitis C (HCV). Virus hepatitis B bisa ditularkan dari orang ke orang melalui cairan tubuh seperti darah, air mani, dan cairan vagina; sedangkan virus hepatitis C bisa ditularkan melalui kontak/hubungan darah ke darah. Dalam jangka panjang, hepatitis B dan C bisa menjadi kronis dan mengakibatkan kerusakan hati, pengerasan hati (sirosis) , kanker hati, bahkan kematian.

Penderita hepatitis B dan C seringkali tidak menyadari dirinya telah terinfeksi selama bertahun-tahun hingga kondisinya memburuk, sebab 7 dari 10 kasus hepatitis B dan C tidak menunjukkan gejala. Oleh sebab itu, hepatitis B dan C dapat dengan mudahnya menyebar tanpa disengaja, misalnya melalui peralatan yang akrab pada kehidupan sehari-hari seperti gunting kuku, pisau cukur, dan sikar gigi. Peralatan tersebut seringkali saling dipinjamkan, sehingga rentan menularkan hepatitis B dan C. Gunting kuku misalnya, saat dipakai oleh seorang penderita hepatitis B atau C, maka terjadilah kontak darah yang terkontaminasi virus hepatitis B atau C yang bukan tidak mungkin dapat menularkannya kepada orang lain.

Keberadaan virus hepatitis B dan C dapat diketahui secara awal melalui pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HBs atau HBsAg untuk virus hepatitis B dan Anti-HCV untuk virus hepatitis C. Pemeriksaan laboratorium tersebut sangat dianjurkan, terutama bagi orang-orang yang berisiko yakni :

1. Memiliki orang tua/keluarga terinfeksi hepatitis B/C, terkena penyakit hati atau kanker hati.

2. Pernah berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi hepatitis B/C kronis.

3. Pernah melakukan transfusi darah, prosedur medis yang tidak steril.

4. Menggunakan obat-obatan yang disuntikkan dan pernah berbagi alat yang sama dengan orang lain.

5. Pernah berbagi dan menggunakan pisau cukur atau sikat gigi yang sama dengan orang lain.

Jika hasil pemeriksaan non reaktif atau negatif, cegah penularan, lakukan gaya hidup sehat, kenali faktor resiko infeksi, proteksi diri dengan vaksinasi dan cek keberhasilannya. Jika hasil pemeriksaan reaktif atau positif, konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan serta pemeriksaan lebih lanjut untuk pemantauan selama dan setelah terapi supaya pengobatan lebih efektif. (adv)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+