Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Usia 2 Tahun Kurang Gizi, Anak Rentan Penyakit Kronik

Kompas.com - 31/08/2014, 11:21 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


KOMPAS.com -
Pemenuhan gizi selama 1.000 hari pertama kehidupan sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak di masa mendatang. Pengaruhnya tidak hanya berdampak fisik saja, tetapi juga risiko anak menderita penyakit kronik di kemudian hari.

Guru Besar Bidang Ilmu Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Endang L Achmadi mengatakan, saat kurang gizi di 1.000 hari pertama kehidupan, tanda yang paling jelas bisa dilihat adalah pertumbuhan fisik yang tidak optimal, seperti stunting atau tubuh pendek.

"Selain stunting, kurang gizi juga bisa berdampak pada perkembangan organ-organ, termasuk otak, jantung, pankreas, ginjal, dan lain-lain," ungkapnya dalam Nutritalk oleh PT Sarihusada bertema "Seribu Hari yang Menentukan Masa Depan Bangsa" di Yogyakarta, Sabtu (30/8/2014).

Terhambatnya perkembangan organ-organ tersebut mengakibatkan fungsinya tidak sekuat organ yang berkembang secara optimal. Karena itulah, kerusakan pada organ lebih rentan terjadi yang diistilahkan dengan penyakit kronik, misalnya diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung.

"Penelitian menunjukkan, orang yang kurang gizi di awal kehidupannya lebih berisiko terkena penyakit kronik, ini karena organ mereka memang lebih rentan," papar Endang.

Seribu hari pertama kehidupan merupakan istilah untuk usia seseorang dimulai dari terjadinya konsepsi hingga usia sekitar dua tahun. Seribu hari kehidupan bukan hanya dimulai sejak seorang individu dilahirkan, melainkan sejak di dalam kandungan. Seribu hari dihitung 270 hari di kandungan, dan 730 hari setelah dilahirkan.

Di awal kehidupannya, seorang individu tumbuh dan berkembang dengan sangat pesat. Sebagai gambaran, hingga usia dua tahun, pertumbuhan dan perkembangan otak sudah mencapai sekitar 80 persen otak orang dewasa.

"Pertumbuhan dan perkembangan yang tidak optimal di masa ini tidak dapat diubah kembali," tandasnya.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com