Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2014, 15:36 WIB


KOMPAS.com -
Pengembangan teknologi terbaik untuk mengatasi kanker terus dilakukan. Beragam metode terapi dikembangkan untuk membunuh sel-sel kanker, termasuk menerapkan teknik pembekuan atau cryosurgery. Kemajuan beragam terapi itu menumbuhkan harapan bagi para penderita untuk pulih.

Dalam kunjungan selama beberapa hari di Rumah Sakit Kanker Fuda, di Guangzhou, Tiongkok, di sela-sela Forum Terapi Kanker Ke-3 (The 3rd Forum on Cancer Treatment 2014) di Guangzhou, 16-18 Agustus lalu, sejumlah wartawan melihat langsung metode terapi kanker yang diterapkan di RS itu.

Teknik pembekuan sel-sel kanker (cryosurgery) mulai diterapkan di RS itu sekitar tahun 2000. Itu merupakan teknik untuk terapi kanker yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) pada 1998 dan disetujui di Tiongkok pada 1999.

Metode itu merupakan terapi dengan cara membekukan sel-sel kanker hingga suhu minus 160 derajat celsius, tanpa pembedahan. Teknik itu hanya memerlukan lubang sebesar jarum berukuran 2-8 milimeter. Proses pembekuan sel kanker menggunakan gas argon.

Saat menyaksikan proses pembekuan sel kanker pada penderita kanker hati asal Arab Saudi, pertengahan Agustus lalu, dokter memakai alat bantu ultrasonografi (USG) untuk mengetahui letak presisi sel kanker yang akan dibekukan. Pembekuan dengan menyuntikkan gas argon tepat ke sel kanker hingga suhu minus 160 derajat celsius sehingga sel kanker membeku. Tujuannya untuk mematikan sel kanker itu.

Direktur Kantor Indonesia Fuda Medical Group Liu Zhengping, melalui layar USG, memperlihatkan sel kanker yang membeku yang menyerupai bola. Awalnya, bola terbentuk lebih besar dari ukuran sel kanker. Kemudian, dalam satu-dua pekan, sel kanker akan mengecil.

Selain menggunakan teknik pembekuan sel kanker, RS itu juga memadukan metode itu dengan kemoterapi dan imunoterapi. Kemoterapi yang dilakukan bersifat lokal, yaitu kemoterapi yang langsung pada titik kanker atau terapi target. Jadi, obat kemoterapi dimasukkan ke dalam tubuh dengan kateter, langsung ke sel kanker. Dengan metode itu, obat lebih efektif ke sasaran, tak mengenai sel sehat lain.

Imunoterapi

Pasien kanker juga mendapatkan terapi lain berupa imunoterapi, yaitu terapi dengan menyuntikkan sel darah terbaik pasien yang sudah dibiakkan untuk meningkatkan kembali imunitas tubuh. Menurut Direktur Bioterapi RS Kanker Pusat Fuda, Chen Jibing, sebelum mendapat terapi itu, tingkat imunitas tubuh pasien diperiksa lebih dahulu.

Jika kondisi kekebalan tubuh di bawah standar, pasien akan menjalani imunoterapi. Intinya, imunoterapi dilakukan dengan mengambil sekitar 100 cc sel darah pasien. Sel darah itu lalu dipilih yang terbaik dan dibiakkan sekitar sembilan hari.

Pada hari ke-10, sel darah terbaik yang sudah dibiakkan itu disuntikkan kepada pasien lewat infus. ”Setelah imunoterapi, tiga bulan kemudian perlu dicek lagi untuk melihat nilai imunitas tubuh pasien,” ujarnya.

Hingga kini, ribuan pasien kanker dari sejumlah negara, seperti Australia, Singapura, Thailand, Arab Saudi, Malaysia, Vietnam, dan Indonesia, telah mendapat pengobatan dengan teknik pembekuan di RS itu. Beberapa jenis kanker yang diterapi dengan teknik itu antara lain kanker hati, paru, ginjal, pankreas, payudara, sarkoma pada tulang, prostat, kulit, kanker kepala, kanker leher, dan kanker pada jaringan lunak lain.

Memotivasi

Selain mengobati pasien dengan teknologi modern dan obat-obatan, RS itu juga membantu menyembuhkan pasien dengan memberikan layanan dan motivasi untuk sembuh dari penyakit. Chief President RS Fuda, Xu Kecheng, menjelaskan, kini RS itu juga mengembangkan metode green cancer treatment. Intinya, pengobatan tak membuat pasien lebih buruk. Jadi, terapi tak berlebihan agar tak merusak tubuh pasien.

Pengobatan juga mempertimbangkan upaya memperbaiki kualitas hidup pasien, dilengkapi pengobatan herbal jika diperlukan. Pasien diberi kebebasan berjalan-jalan menikmati suasana kota Guangzhou, sepanjang hasil pemeriksaan laboratoriumnya bagus, dan meminta izin kepada penanggung jawab di RS.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com