Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2014, 17:29 WIB
|
EditorLusia Kus Anna

JAKARTA, KOMPAS.com
- Semua orang berisiko terinfeksi virus hepatitis B. Namun, berdasarkan penelitian, tenaga kesehatan justru paling berisiko tinggi terinfeksi hepatitis B. Data Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan tahun 2013 menunjukkan, sebanyak sekitar 7000 tenaga kesehatan di Indonesia terinfeksi hepatitis B.

"Sebanyak 4900 diantaranya disebabkan karena tertusuk jarum suntik. Hanya 2200 yang terinfeksi karena populasi," kata Peneliti Lukman Hakim Tarigan di Kementerian Kesehatan, Selasa (16/9/2014).

Menurut Lukman, imunisasi harus dilakukan oleh semua tenaga kesehatan. Mereka harus diberi perlindungan khusus misalnya dengan memberikan dalam 3 dosis vaksinasi. Hal ini untuk menekan jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi hepatitis B.

"Kalau 3 dosis ini bisa memberikan perlindungan 90 persen. Kalau hanya mendapatkan 1 dosis masih bisa kemungkinan terinfeksi," lanjut Lukman.

Selain itu, penggunaan jarum suntik di rumah sakit yang steril dan aman wajib dilakukan. Lukman menjelaskan, di beberapa negara berkembang sudah menggunakan jarum suntik yang memiliki pelindung pada jarumnya dan sulit membuat orang lain tertusuk jarum tersebut.

Plt Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI, Agus Purwadianto menambahkan terdapat 49 persen tenaga kesehatan yang rentan terhadap penularan virus hepatitis B.

Sementara itu, Ali Sulaiman dari Divisi Hepatologi, bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia mengatakan, penyakit hepatitis B yang menyerang hati ini memang sulit dideteksi gejalanya.

"Penyakit hepatitis B dan juga C kronik pada umumnya tidak mempunyai gejala dan keluhan," kata Ali.

Masyarakat pun dinilai belum memiliki kesadaran tinggi mengenai penularan virus ini. Padahal dampak dari virus ini bisa menyebabkan sirosis hati atau pengerutan hati hingga kanker hati.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+