Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 25/09/2014, 11:17 WIB
|
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com - Selama ini lemak jenuh sudah terlanjut mendapat label sebagai sesuatu yang jahat dan perlu dihindari. Namun menurut beberapa studi teranyar, lemak jenuh ternyata tidak seburuk yang dikira.

Studi-studi sebelumnya memang menyebutkan lemah jenuh menghambat pembuluh darah yang akhirnya memicu serangan jantung. Karena itu kita dianjurkan untuk memilih susu rendah lemak untuk menghindari obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

Dalam sebuah studi berskala besar yang dilakukan oleh tim dari Swedia, diketahui bahwa susu full cream ternyata justru menurunkan risiko diabetes melitus.

Peneliti tersebut mempelajari 2.500 orang yang mengonsumsi 8 porsi atau lebih produk susu berlemak setiap harinya. Ternyata, mereka punya risiko terkena diabetes melitus 23 persen lebih rendah dibanding yang hanya mengonsumsi satu porsi atau kurang.

Studi lain di Kanada yang dimuat di jurnal Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism, menemukan bahwa mengonsumsi produk susu seperti keju dan krim dapat menurunkan tekanan darah dan gula darah, atau dengan kata lain, juga menghindarkan dari diabetes melitus dan obesitas.

Peneliti menemukan bahwa hasil tes darah orang-orang yang lebih sehat adalah justru yang mengandung sejenis asam lemak yang diasosiasikan diperoleh dari produk susu.

Bukan hanya itu, sebuah studi di Inggris yang melibatkan 500.000 orang menemukan bahwa orang yang mengasup lemak jenuh justru lebih terhindar dari penyakit jantung, dibanding dengan orang yang rutin berbelanja produk yogurt rendah lemak atau ikan.

Karenanya para peneliti menduga bahwa bukan lemak jenuh yang menyebabkan penyakit jantung. Dari beberapa kasus diketahui, orang yang ingin menghindari lemak jenuh dari pola makannya justru mengonsumsi lebih banyak karbohidrat, terutama gula.

"Dalam beberapa dekade terakhir, sudah ada beberapa percobaan untuk membandingkan diet dengan rendah lemak dan tinggi lemak. Hasilnya, diet tinggi lemak lebih baik untuk kesehatan," kata Nina Teicholz, jurnalis sains.

"Malahan, konsumsi lemak dari daging merah, telur, produk lemak jenuh, atau mentega kelapa lebih menyehatkan dibanding hanya dari minyak sayur," ungkapnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman:
Sumber Dailymail
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+