Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biasakan Tidur Siang untuk Tingkatkan Produktivitas

Kompas.com - 25/09/2014, 12:07 WIB
Dr. Andreas Prasadja, RPSGT *

Penulis


Masyarakat modern yang menjunjung tinggi produktivitas menganggap tidur sebagai suatu bentuk kemalasan yang membuang-buang waktu. Bahkan kantuk telah dianggap sebagai suatu penyakit yang harus dicarikan obatnya.

Lihat saja berbagai iklan di media. Banyak produk yang menawarkan solusi mengatasi kantuk. Artinya, mengantuk itu salah dan banyak orang yang mengantuk. Para produsen melihat kesempatan besar pada orang yang mengantuk. Singkatnya: Indonesia mengantuk!

Di Amerika, angka pengantuk ini lebih jelas terlihat pada data yang dikeluarkan oleh the National Sleep Foundation. Dinyatakan bahwa 29% dari para pekerja, yang bekerja sembilan jam sehari selama 5 hari perminggu, mengaku mengantuk bahkan tertidur di tengah pekerjaan.

Kantuk

Lalu apa sebenarnya kantuk ini? Bagaimana mengantuk mempengaruhi produktivitas kerja? Benarkah orang yang mengantuk itu malas? Bagaimana jika kita mengantuk di tempat kerja atau belajar? Peran kopi bagaimana?

Mengantuk adalah hal wajar. Mengantuk merupakan sinyal tubuh bahwa kita kekurangan suatu “kebutuhan”, tidur. Kantuk sebenarnya sama seperti rasa lapar atau haus.

Kenali juga gejala-gejala yang selalu menyertai kantuk. Turunnya kemampuan berkonsentrasi, daya ingat dan ketelitian. Sering membuat kesalahan, ceroboh dan emosional. Kemampuan mengambil keputusan yang buruk juga terbukti disebabkan oleh kurangnya tidur.

Nap a Latte

Bayangkan saja, pada suatu siang setelah istirahat makan. Dalam kondisi kenyang, dan tertiup semilir AC, Anda dihadapkan pada pekerjaan. Sementara mata berat, dan otak sulit untuk diajak berkompromi. Apakah Anda akan tidur siang sejenak? Atau memanggil OB untuk menyeduhkan secangkir kopi?

Jawaban paling tepat adalah keduanya. Minum kopi lalu tidur siang sebentar.

Para ahli kesehatan tidur selalu mengingatkan bahwa tak ada satu zat pun di dunia yang dapat menggantikan efek restoratif tidur. Segala kemampuan berkonsentrasi, daya ingat dan kreativitas, hanya dibangun oleh tidur. Kafein dalam kopi hanya akan menunda kantuk tanpa mengembalikan kemampuan kognitif otak untuk kembali bekerja.

Tapi, tak ada salahnya kita ambil manfaat keduanya. Kenali sifat kopi. Kafein baru akan bekerja setelah 30 menit dikonsumsi. Namun ia bisa mempengaruhi kerja otak selama 9-12 jam. Untuk itu perhatikan waktu ngopi juga. Jangan sore hari.

Nap a Latte, adalah istilah untuk menikmati kopi, lalu dilanjutkan dengan tidur siang selama 20-30 menit. Dengan demikian, kita akan mendapatkan segala manfaat tidur dan kafein. Setelah tidur siang sekurangnya 20 menit kita akan bangun segar dengan semangat dan kemampuan bekerja yang kembali optimal. Apalagi, karena telah minum kopi sebelum tidur, saat bangun efek kafein juga mulai bekerja.

Tidur Siang nan Produktif

Jika sebelumnya tidur siang dianggap aib besar karena menunjukkan sifat pemalas. Kini tidur siang justru dianggap sebagai sebuah tindakan produktif. Lihat saja berbagai perusahaan besar seperti Google atau Nike, mereka menyediakan fasilitas khusus untuk membantu tidur siang karyawannya. Juga berbagai perusahaan besar di Jepang, setelah jam makan siang, disediakan waktu sunyi dimana lampu dimatikan sebagian, dan suasana dibuat tenang agar karyawan yang merasa kelelahan bisa tidur siang sebentar untuk kembalikan kebugarannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com