Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/09/2014, 09:05 WIB
advertorial

Penulis

Ketika mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium yang normal, terutama kadar gula darah, kita seringkali merasa tenang-tenang saja dan tak terlalu mempedulikan gaya hidup dan pola makan. Padahal, kurang beraktivitas dan berolahraga, serta terlalu banyak mengonsumsi junk food, memungkinkan seseorang terkena prediabetes yang jika tidak diwaspadai akan berubah menjadi diabetes.

Prediabetes merupakan suatu kondisi seseorang dengan kadar gula darah (glukosa) di atas normal tetapi masih di bawah batasan kadar gula darah untuk diagnosis diabetes. Tubuh seseorang dengan prediabetes menjadi resisten terhadap kerja insulin dan tidak mampu “membersihkan” atau mengambil gula dari aliran darah seperti seharusnya. Akibatnya, kadar gula darah menjadi lebih tinggi dari nilai normalnya, dan jika berlangsung lama dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Selain itu, prediabetes yang terus berkelanjutan tanpa penanganan yang memadai dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2 yang tidak dapat disembuhkan dan lebih sulit penanganannya. Seseorang dapat dipastikan terkena prediabetes melalui pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam setelah makan, serta HbA1c. Pemeriksaan HbA1c dapat digunakan untuk skrining dan diagnosis prediabetes jika dilakukan oleh laboratorium bersertifikasi NGSP (National Glycohaemoglobin Standardization Program) seperti Laboratorium Klinik Prodia.

Penelitian internasional membuktikan bahwa diabetes tipe 2 dapat dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat, yakni : menurunkan berat badan (bagi mereka yang kegemukan) sebesar 5-10% (± 5 kg untuk individu dengan berat badan 90 kg) dan melakukan latihan fisik intensitas sedang selama 30-60 menit per hari atau sekurang-kurangnya 4 hari dalam seminggu. Penerapan pola hidup sehat ini semakin sempurna jika diikuti dengan pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter untuk memastikan adanya prediabetes, serta mengevaluasi apakah pola hidup sehat yang dilakukan sudah sesuai dan berdampak positif pada kondisi kesehatan. Dengan demikian, risiko penyakit kardiovaskular dapat dikurangi dan berkembangnya prediabetes menjadi diabetes tipe 2 dan segala komplikasinya dapat diminimalkan atau dicegah. (adv)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com