Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi Pertama Lahir dari Ibu dengan Cangkok Rahim

Kompas.com - 04/10/2014, 11:10 WIB

KOMPAS.com — Seorang wanita di Swedia melahirkan seorang bayi pada bulan September setelah ia mendapatkan transplantasi rahim pada tahun 2013.

Wanita berusia 36 tahun tersebut terlahir dengan penyakit genetis sehingga ia tak memiliki rahim, tetapi memiliki indung telur yang sehat. Dokter lalu membuahi sel telur wanita ini lewat program bayi tabung dan hasil embrionya dibekukan.

Setahun setelah ia menjalani pencangkokan rahim yang didapatkan dari temannya, dokter mulai memindahkan embrio tersebut ke rahimnya yang baru. Kemudian wanita ini berhasil hamil.

Wanita yang mendonorkan rahim tersebut berusia 61 tahun dan sudah menopause 7 tahun sebelumnya.

Tim dokter yang menangani wanita tersebut memantau dengan ketat proses kehamilannya. Saat usia kandungan memasuki 31 minggu, wanita tersebut mengalami preeklampsia atau tekanan darah terlalu tinggi saat hamil. Kondisi tersebut bisa membahayakan ibu dan janin sehingga dokter melakukan operasi caesar.

Bayi laki-laki yang dilahirkan dilaporkan sehat. Ibu dan bayi juga saat ini sudah kembali ke rumah.

Menurut Mats Brannstrom, profesor bidang kedokteran obstetri dan ginekologi, prosedur eksperimental ini dilakukan oleh satu tim dokter. Detail dari kasus ini akan dipublikasikan dalam jurnal ilmiah The Lancet.

Kasus ini merupakan pertama di dunia, di mana seorang wanita yang mendapat cangkok rahim berhasil melahirkan bayi. Kasus ini juga membuka pintu harapan bagi wanita yang terlahir tanpa rahim atau rahimnya diangkat karena kanker serviks.

Diperkirakan 1 dari 4.500 perempuan lahir tanpa rahim atau disebut dengan sindrom MRKH. Sementara itu, 40 persen wanita menderita kanker serviks pada usia kanak-kanak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com