Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/10/2014, 07:10 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Bahaya merokok tak hanya menyerang paru-paru manusia, tetapi juga berdampak buruk pada kesehatan gigi dan mulut. Perokok diketahui lebih berisiko 2,5 hingga 3,5 kali lipat menderita penyakit gusi.

"Perokok juga 4 kali lebih berisiko mengalami perkembangan penyakit gusi lanjut," ujar dokter spesialis periodonsia, Sandra Olivia di Jakarta, Rabu (29/10/2014).

Sandra menjelaskan sedikitnya ada tiga macam bakteri yang sering ditemukan pada rongga mulut seorang perokok. Jika didiamkan atau tidak segera dibersihkan, bakteri yang menumpuk akan menimbulkan plak pada gigi. Lama-kelamaan bisa menyebabkan peradangan pada gusi.

Peradangan pada gusi dipicu oleh kandungan nikotin yang terdapat pada rokok. Sebab, nikotin membuat sistem imun tubuh menjadi lemah sehingga perlawanan terhadap bakteri juga semakin berkurang.

Selain itu, fungsi-fungsi normal sel dalam jaringan gusi juga terganggu dan menghalangi aliran darah ke gusi. Hal ini dapat menghambat suplai nutrisi ke gusi. Gusi pun akhirnya bisa terpisah dari tulang sehingga rentan terinfeksi.

"Penyakit gusi pada perokok biasanya kehilangan perlekatan gigi, kerusakan tulang hingga kehilangan gigi," lanjut Sandra.

Sandra mengatakan, beberapa penelitian menunjukkan bahwa penyakit gusi utamanya disebabkan oleh buruknya kebersihan gigi dan mulut. Namun, bisa diperparah dengan merokok.

Sandra mengatakan, mereka yang melakukan pengobatan atau perawatan penyakit gusi seharusnya berhenti merokok. Jika tetap merokok, maka proses penyembuhan akan lebih sulit 50 persen dibanding yang berhenti merokok.

Penyakit gusi pun tidak bisa dianggap sepele. Penyakit gusi bisa menyebabkan penyakit jantung dan diabetes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com