Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/11/2014, 14:43 WIB
Dian Maharani

Penulis


KOMPAS.com
- Merokok di rumah tak hanya berbahaya bagi diri sendiri, tetapi juga orang lain yang tinggal di rumah tersebut alias perokok pasif. Sebuah studi terbaru dari Skotlandia menemukan bahwa tingkat polusi udara di rumah seseorang yang merokok sama dengan di ruang terbuka, seperti kota-kota yang pencemaran udaranya sangat buruk.

Begitu buruknya kualitas udara tersebut, seorang penulis dari the Scottish Center for Indoor Air di Universitas Aberdee, Sean Semple mengatakan, mereka yang tinggal di rumah itu sama saja seperti menghirup udara di sebuah kota yang polusi udaranya sangat tinggi.

Partikel-partikel kecil yang dihasilkan dari pembakaran rokok dapat menembus ke dalam paru-paru dan bahkan ke dalam darah. Hal ini dikaitkan dengan penyakit jantung, stroke dan kanker. Partikel ini sangat halus dan tak terlihat yaitu 2,5 mikrometer (PM 2,5).

Polusi udara dari luar ruangan berasal dari asap knalpot kendaraan bermotor, pembangkit listrik, dan kebakaran hutan. Sementara itu, polusi di dalam rumah bisa berasal dari pembakaran kayu untuk memasak, gas, dan sumber utamanya adalah dari asap rokok.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, batasan paparan PM 2,5 untuk udara luar adalah rata-rata 25 mikrogram dalam 24 jam.

Studi lain juga telah meneliti polusi udara di luar ruangan dan kualitas udara dalam ruangan, seperti di tempat kerja. Namun peneliti mengatakan, rumah adalah tempat sebagian besar orang menghabiskan waktunya, seperti anak-anak dan orang tua.

Para peneliti kemudian membandingkan rumah yang terdapat seorang perokok dan yang tidak merokok. Dari empat penelitian terpisah, tim peneliti mengukur kadar PM2.5 pada 93 rumah di Skotlandia. Rumah-rumah tersebut terdapat orang yang merokok dan 17 rumah lainnya bebas asap rokok.

Hasilnya, rata-rata tingkat PM 2,5 di rumah perokok yaitu sekitar 31 mikrogram atau melebihi batas yang ditentukan WHO. Kadar partikel ini 10 kali lebih besar dibanding rumah yang bebas asap rokok.

"Sebagian besar rumah perokok memiliki tingkat polusi udara yang sama atau lebih tinggi dari konsentrasi rata-rata tahunan PM 2.5 ketika diukur di Beijing, kota yang sangat tercemar," ujar Semple.

Tim peneliti memperkirakan bahwa seumur hidupnya non-perokok yang tinggal bersama perokok akan menghirup lebih banyak partikel dari asap rokok. Semple menilai hal ini sangat mempengaruhi seseorang menderita penyakit yang menyerang sistem kardiovaskular dan pernapasan.

Semple mengatakan perokok sering mengungkapkan pandangan bahwa polusi lalu lintas luar ruangan adalah masalah yang lebih besar daripada polusi asap bekas di rumah.

Lucy Popova dari Pusat Penelitian dan Pendidikan, serta Pengendalian Tembakau di Universitas California, San Francisco mengatatakan, sebaiknya aturan bebas asap rokok tak hanya di tempat umum, melainkan juga di rumah Anda sendiri.

Menurut dia, hal ini juga efektif untuk membuat seseorang mengurangi jumlah rokok yang dibakar hingga berhenti merokok.

"Penelitian menunjukkan, ketika Anda memiliki aturan bebas asap rokok di rumah, ini bisa memotivasi perokok untuk berupaya berhenti merokok atau mengurangi jumlah rokoknya," kata Popova.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com