Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/11/2014, 14:00 WIB

KOMPAS.com -
Kanker ovarium terjadi saat sel dalam salah satu atau kedua indung telur memperbanyak diri di luar kendali. Kanker yang menyerang organ reproduksi wanita ini tergolong ganas.

Walau wanita di semua usia rentan terkena kanker ini, namun sekitar 90 persen pasien didiagnosis mengidap penyakit ini di atas usia 40 tahun. Dan kebanyakan kasus terjadi pada wanita berusia 60 tahun ke atas,

Kanker ovarium memang langka, tapi kanker ini merupakan penyebab kematian kelima di Amerika Serikat, kata Dr Cohn Direktur dari Divisi Ginekologi dan Onkologi dan professor Obstetri dan Ginekologi di Universitas Ohio.  

Penyakit ini juga sering ditemukan saat penderita telah mencapai stadium akhir sehingga membuatnya jadi penyakit berbahaya. "Jika ditemukan sejak dini maka akan bisa disembuhkan", kata Cohn.

Jenis & faktor risiko

Ada tiga jenis utama tumor ovarium. Jenis yang paling umum adalah tumor epitel, yang terjadi pada sel-sel pada permukaan ovarium, dan menyumbang sekitar 85 persen dari tumor ovarium ganas, kata Cohn.

Selain itu, ada tumor ovarium sel germinal, yang terjadi pada sel-sel penghasil sel telur dari ovarium. Tumor ini sering terjadi pada wanita yang berusia dibawah 30 tahun. Jenis lain yaitu sex-cord stromal tumor, yang ditemukan pada sel ovarium yang melepaskan hormon seks wanita.

Penyakit ini memiliki beberapa faktor risiko, termasuk peningkatan ovulasi. "Perempuan yang sering ovulasi, yang berarti mereka tidak pernah hamil dan tak pernah menyusui, serta tidak meminum pil KB, memiliki kemungkinan lebih tinggi mengidap penyakit ini dibandingkan dengan mereka yang telah hamil, memberi ASI pada anaknya dan menggunakan pil KB, "katanya.

Penggunaan obat kesuburan juga dapat menyebabkan perempuan mengalami ovulasi lebih sering, sehingga dianggap sebagai faktor risiko untuk penyakit ini.

Genetika juga memainkan peran. Lebih dari seperempat kasus kanker ovarium terkait dengan perubahan genetik yang mempengaruhi perempuan untuk mengidap kanker, kata Cohn. Misalnya, mutasi pada gen BRCA (BRCA1 atau BRCA2) yang terkait dengan kanker ovarium.

Gejala

Secara keseluruhan, banyak wanita dengan kanker ovarium tidak menunjukkan gejala atau gejalanya  hanya ringan sampai penyakit ini mencapai stadium lanjut dan sulit untuk diobati.

Meski begitu, beberapa pasien kanker ovarium mengalami gejala seperti sakit perut, kembung, nyeri punggung  yang tak dapat dijelaskan dan perdarahan vagina abnormal.

Hal lain yang perlu diwaspadai adalah jika mengalami beberapa gejala, seperti peningkatan frekuensi berkemih, mual dan nyeri panggul. Segera periksakan ke dokter untuk mencari penyebabnya.

Diagnosis & Tes

Sejauh ini tidak ada standar tes penapisan yang tersedia untuk mendeteksi kanker ovarium secara tepat. Jika seorang wanita melaporkan bahwa dirinya merasakan gejala kanker ovarium, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan panggul atau perut untuk melihat apakah ada daging tumbuh atau benjolan.

Pemeriksaan USG atau CT scan juga dapat membantu menentukan apakah pasien memiliki pertumbuhan ovarium yang tak dapat dijelaskan.

Jika terbukti ada gumpalan daging, dokter akan melakukan tes CA125, dimana dokter bisa memonitor protein yang terkait dengan tumor dalam darah.

Jika tes di atas tidak membuktikan bahwa itu adalah kanker ovarium, dokter kemudian akan melanjutkan untuk melakukan laparotomi, yang merupakan prosedur pembedahan noninvasif. Dokter bedah dapat menghapus massa jaringan atau cairan perut untuk menentukan apakah ada pertumbuhan kanker.

Tes pap smear mungkin menjadi cara yang efektif untuk mendeteksi kanker serviks, tetapi tidak untuk menyaring kanker ovarium.

Perawatan & pengobatan

Pengobatan standar untuk kanker ovarium meliputi pembedahan, di mana tumor dan jaringan yang terkena diangkat. Terapi radiasi dan kemoterapi juga dapat menghentikan perkembangan kanker dengan membunuh sel-sel kanker atau menjaga mereka agar tak memperbanyak.

Wanita dengan kanker ovarium harus mencari perawatan dari ahli onkologi & ginekologi, yang mengkhususkan diri pada kanker ovarium.  (Eva Erviana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com