Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mampukah Dokter Jadi Penyebar Informasi Kesehatan yang Baik?

Kompas.com - 15/11/2014, 10:00 WIB
dr Andri, SpKJ, FAPM

Penulis


Komunikasi antara dokter ke pasien ataupun ke pihak lain sering kali mendapatkan kendala. Ketidaksamaan persepsi akan suatu hal berkaitan tentang kesehatan antara dokter dan pasien dalam praktek sehari-hari sering terjadi. Belum lagi jika kemudian melibatkan juga pihak lain seperti awak media. Masing-masing pihak ingin mendapat kepuasan dalam mengetahui suatu kondisi penyakit. Hal ini menjadi masalah pelik yang sulit dipecahkan demi kepuasan semuanya.

Hari pertama 61th Annual Meeting of Psychosomatic Medicine tahun 2014 seperti biasa dibuka dengan Presidential Lecture. Kali ini ada salah satu presentasi yang menarik minat saya, yaitu tentang publikasi dan penyebaran secara massal berbagai informasi terkait kesehatan.

Kemajuan teknologi informasi tidak dapat dipungkiri juga membawa pengaruh besar kepada dunia kesehatan. Informasi terkait kedokteran dan kesehatan saat ini bisa mudah didapatkan dan bukan hanya harus didapatkan dari penyedia layanan kesehatan dalam hal ini dokter. Internet dan segala kemudahannya telah menjadi sumber informasi bagi pasien dan publik pada umumnya. Sekarang tidak heran lagi jika pengetahuan pasien tentang penyakit yang mungkin dideritanya lebih baik dan lebih bisa diandalkan.

Sayangnya data yang didapatkan masing-masing pihak dalam hal ini dokter, pasien dan masyarakat, sering kali dipersepsikan berbeda. Wartawan sebagai awak media juga sering kali mempunyai pendapat yang berbeda dalam mengintepretasikan suatu penemuan atau informasi kesehatan.

Pada kesempatan ini, Professor William Lanier dari Mayo Clinic mengungkapkan beberapa poin hasil penelitiannya yang berbeda di antara dokter, peneliti, pasien, masyarakat termasuk awak media dalam menanggapi hasil penelitian kedokteran.

Dokter dan Peneliti
Dokter dan peneliti selalu menganggap bahwa hasil penelitian medis tidak pernah sempurna. Untuk itulah suatu kesimpulan yang pasti jarang didapatkan. Mereka menyadari bahwa penemuan media membutuhkan waktu dan tahapan-tahapan yang belum tentu semuanya lancar. Hasil dari penelitian medis sebaiknya dilihat secara hati-hati dan memiliki banyak aspek.

Peneliti dan dokter juga menyadari bahwa hasil negatif dari suatu penelitian sama pentingnya dengan hasil positif (contoh : vaksin tidak menyebabkan autisme). Tentunya dokter dan peneliti masing-masing menyadari dalam penemuan satu area penelitian akan didukung atau dipengaruhi juga oleh banyak penelitian lain.

shutterstock

Pasien dan Masyarakat

Pasien dan masyarakat sebaliknya cenderung lebih menghargai hasil penelitian yang positif. Mereka menginginkan kepastian dalam laporan-laporan penelitian tersebut. Masyarakat juga cenderung untuk menginginkan hasil penelitian dalam konsep yang jelas, terus terang dan kesimpulannya bisa dipahami. Mereka tidak bisa menerima hasil-hasil penelitian yang penuh kontroversi dan banyak nuansanya.

Di sinilah sering kali masyarakat dan pasien gagal untuk memahami bahwa penelitian medis kadang membuat mereka bingung karena masalah medis yang diteliti tidak dapat dipecahkan dan membuka banyak intepretasi. Pasien dan masyarakat juga sering tidak memahami bahwa beberapa faktor termasuk keuangan juga mampu mempengaruhi kualitas dan isi dari suatu hasil penelitian yang disebarluaskan kepada mereka.

Sedikit perbedaan dalam hal menanggapi hasil penelitian medis, untuk pasien sendiri yang mereka lebih pikirkan adalah tentang akses ke pelayanan atau terapi dari suatu penyakit, biaya untuk mendapatkannya dan apakah menjamin hidup yang lebih berkualitas bukan sekedar memperpanjang usia.

Jurnalis sebagai awak media
Jurnalis dalam hal pelaporan hasil penelitian medis diharuskan untuk menjunjung keakuratan, laporan yang jelas dan jika memungkinkan memberikan perhatian dari latar belakang cerita tersebut. Beberapa topik yang mungkin menarik diangkat sebagai suatu pemberitaan misalnya adalah terapi pengganti hormon untuk wanita dan bagaimana mamografi bisa mendeteksi tumor payudara.

Jurnalis sering kali menganggap dirinya sebagai pemberi kabar daripada seorang pemberi edukasi untuk pembacanya. Dalam penelitian yang telah dilakukan ini, masyarakat sendiri sebenarnya menginginkan jurnalis juga melaporkan sesuatu mengenai penemuan atau penelitian medis dengan menekankan aspek edukasi kepada masyarakat.  

Bagaimana menyikapi perbedaan?
Kita perlu menyadari bahwa sekarang kita hidup dalam dunia kontemporer yang semakin meningkat kebutuhannya termasuk dalam informasi medis. Namun demikian sayangnya kebutuhan kita akan informasi medis terutama dari sisi pasien dan masyarakat sering kali superficial/dangkal dalam analisis banyak topik yang berkaitan dengan kesehatan itu sendiri.

Masyarakat cenderung ingin serba tahu terhadap apapun termasuk medis, mereka bisa mendapatkannya dengan cepat dan murah (lewat media sosial dan wikipedia). Masyarakat juga mengharapkan suatu kesempurnaan atau yang mendekati kesempurnaan termasuk dalam produk dan pelayanan.

Di lain pihak dokter dan peneliti sering kali tidak dapat menjawab apa yang diinginkan masyarakat dan pasien. Ketidakmampuan mengkomunikasikannya dengan tepat sering kali menggiring ke permasalahan lebih lanjut yang akhirnya bisa merugikan kedua belah pihak.

Untuk itulah sikap dokter dan peneliti dalam menyampaikan suatu hasil penelitian ke masyarakat haruslah berpegang pada konsep meningkatkan cakupan untuk hasil-hasil penelitian yang kuat dasar metodologinya dan positif, mencoba menjelaskan jika dalam penelitian terdapat hal-hal yang berbeda atau kontroversi, serta bisa membatasi akses masyarakat kepada hasil penelitian yang bisa membingungkan masyarakat.

Perbedaan sudut pandang terhadap masalah medis akan selalu ada dalam dunia kesehatan. Perbedaan persepsi dan harapan dari masing-masing pihak akan terus menjadi latar belakangnya. Yang harus kita sadari adalah bahwa dengan kejujuran dan langkah-langkah yang tepat, dokter dan peneliti akan selalu berusaha untuk mencarai jawaban akan pertanyaan-pertanyaan medis.

Masyarakat dan pasien juga diharapakn bisa memahami bahwa hasil yang dicapai belum tentu sama untuk semua orang, rasional dalam penggunaan hasil penelitian medis merupakan suatu seni dalam ilmu kedokteran.

Tidak lupa awak media dan jurnalis juga perlu lebih banyak memahami penelitian medis dan tidak hanya memberikan kabar semata tetapi juga sebaiknya berperan sebagai edukator, tentunya dengan pengetahuan yang telah lebih baik daripada sekedar menterjemahkan hasil penelitian medis ke bahasa awam.

Semoga tulisan ini bermanfaat. Salam Sehat Jiwa
 
Regards,
Dr.Andri,SpKJ,FAPM
Psychiatrist, Fellow of Academy of Psychosomatic Medicine

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com