Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/11/2014, 19:00 WIB
EditorLusia Kus Anna

KOMPAS.com - Kita semua tahu bahwa penis merupakan identitas jenis kelamin, organ reproduksi pada laki-laki, serta untuk fungsi seksual. Ukuran penis yang kurang dari normal alias mikropenis pada anak menjadi masalah bagi orangtua karena hal itu kelak menimbulkan masalah pada anak.

Oleh karena itu, orangtua perlu memeriksakan kondisi alat kelamin anak laki-lakinya sejak dini. Sebab mikropenis bisa menjadi masalah seumur hidup.

Normal tidaknya ukuran penis anak laki-laki memang sering dipertanyakan orangtua, terutama para ibu. Banyak orangtua khawatir anak mengalami mikropenis alias kecilnya ukuran penis. Karena itu tidak jarang, begitu seorang bayi laki-laki dilahirkan, si ibu langsung bertanya pada dokter, apakah ukuran alat kelamin anaknya normal. Seperti kata dr. Dicky Pribadi, SpA di RS Mitra Keluarga, Depok, yang sering mendapat banyak keluhan dari orangtua mengenai ukuran penis anak mereka.

Namun tak jarang, ada pula orangtua yang abai terhadap kondisi alat kelamin anak laki-laki mereka. Padahal, setiap orangtua perlu memeriksakan kondisi penis anaknya. Diagnosis lebih dini mengenai ukuran penis anak sangat penting untuk mendeteksi adanya kelainan pertumbuhan serta perkembangan penis. “Kalau ibunya lagi kontrol imunisasi, minta dicek saja sama dokter anaknya. Kadang-kadang kan ada dokter yang periksa, kadang tidak,” kata dr. Dicky memberi saran.

Selain memperhatikan ukuran penis anak, orangtua juga perlu bertanya kepada dokter, apakah alat kelamin anak laki-lakinya lengkap. Artinya, mempunyai batang kemaluan (penis), kantung zakar (skrotum), serta dua buah zakar (testis) di dalamnya. Juga ditanyakan apakan muara alat kelamin normal.

Penis sendiri terdiri atas akar, batang, serta glans atau ujung penis. Batang penis terdiri atas tiga bagian korpus. Ketiga korpus itu merupakan jaringan yang berperan pada saat ereksi.

Pada glans penis terdapat sistem organ akhir sensoris yang merupakan sumber impuls terpenting untuk menimbulkan kesan sensual pada susunan saraf pusat. Ereksi penis dapat terjadi pada bayi walaupun fungsi susunan saraf saat bayi belum sempurna dan kadar hormon androgen masih sangat rendah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+