Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/12/2014, 15:40 WIB

Namun, laju epidemi kelompok ibu rumah tangga dan LSL justru tetap tinggi. Ibu rumah tangga umumnya terinfeksi dari suami atau pasangannya. Namun, banyak istri tak berani menginformasikan status HIV kepada suaminya. Padahal, suami yang menularkannya.

Laki-laki pembeli seks dengan HIV positif hampir pasti menularkannya pada istri ataupun pasangan. Jika perempuan itu hamil, janin yang dikandungnya amat berisiko terinfeksi HIV. Penularan akan meluas jika laki-laki tersebut juga termasuk kelompok LSL.

Ancaman penularan itu tergambar dari kenyataan bahwa pada 2012 jumlah kasus HIV pada perempuan mencapai 10.016 kasus. Jumlah itu meningkat jadi 12.334 kasus pada 2013. Pada triwulan I-2014 tercatat 1.779 kasus HIV positif pada perempuan.

Jumlah kasus HIV positif pada bayi dari tahun 2012 ke 2013 juga naik dari 86 kasus menjadi 106 kasus. Kasus pada anak di bawah usia empat tahun naik dari 563 (2012) menjadi 653 kasus (2013).

Manajer Program Nasional AIDS Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia mengatakan, tantangan Indonesia ke depan dalam penanggulangan HIV ialah menemukan kian banyak lagi orang dengan HIV. Sebab, dari estimasi jumlah orang dengan HIV 591.000 orang, baru 30 persen yang ditemukan.

Kemenkes menargetkan menemukan 60-70 persen orang dengan HIV. Target yang tak mudah dicapai di tengah stigma membelenggu.

Salah satu terobosan yang akan diambil Kemenkes adalah mengintegrasikan pemeriksaan status HIV dalam upaya penapisan yang merupakan manfaat program Indonesia Sehat. Sasaran pemeriksaan status HIV di antaranya ibu hamil, pasien tuberkulosis, pasien infeksi menular seksual, pasien hepatitis, dan pasangan orang dengan HIV.

Harapannya, dengan mengetahui status HIV sejak awal pengobatan, bisa segera dilakukan upaya untuk menurunkan jumlah virus dalam darah. ”Di DKI Jakarta, ibu hamil bisa melakukan tes HIV di puskesmas. Puskesmas juga menyediakan obat HIV,” kata Nadia.

Upaya lain adalah memanfaatkan media sosial untuk menyosialisasikan pentingnya pemeriksaan status HIV dan pengobatannya. Sulit mengubah perilaku meski sudah diketahui perilaku itu memiliki risiko kesehatan. Meski demikian, hal itu harus terus dilakukan demi menekan prevalensi HIV.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com