Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/12/2014, 09:00 WIB
Latief

Penulis

"Dengan penjelasan sederhana, ternyata mereka bisa paham dan mulai berubah. Di sini saya menyadari, bahwa sebetulnya yang mereka butuhkan itu adalah sebuah kepedulian, sebuah inspirasi," ucap Dira.

Cahaya dari kegelapan

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, hanya 47 persen orang di Indonesia yang mencuci tangan mereka dengan benar. Padahal, tindakan sederhana mencuci tangan pakai sabun mampu mengurangi risiko diare hingga 50 persen.

"Jadi, apa yang saya lakukan saat ini adalah langkah kecil yang bisa membuat perubahan besar. Saya percaya, setiap anak memiliki hak untuk bisa dan tahu cara membersihkan tangan mereka dengan baik dan benar," kata Dira.

Sanitasi penting bagi kualitas pendidikan. Sanitasi juga penting bagi kesehatan, untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

"Sanitasi juga penting bagi saya. Penting Anda, bagi kita semua," ujarnya.

Namun, sayangnya, menurut Dira, belum semua orang memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang memadai. Selain fasilitas, edukasi juga sangat penting.

"Tanpa edukasi, surga pun bisa berubah jadi mimpi buruk. Misalnya, ada pantai yang keindahannya tertutup oleh tumpukan sampah akibat orang buang sampah sembarangan. Di bawah langit yang biru, pasir di pantai itu menjadi hitam karena tercemar,” ucap Dira.

Kembali ke masalah air bersih dan sanitasi, lanjut Dira, sebetulnya bisa terjadi di manapun, baik di kota maupun desa, pada si kaya atau miskin, bagi yang berpendidikan atau tidak. Karena, masalah kebersihan bukan cuma berkaitan dengan kurangnya fasilitas, namun bisa juga karena kurangnya kesadaran.

Dira mengingatkan, bahwa semua fasilitas kesehatan memang bisa dibuat dengan relatif cepat, namun perlu waktu untuk membangun perilaku bersih dan sehat. Sebagai manusia, semua orang berbagi bumi, berbagi sinar matahari, berbagi langit biru, dan bahkan berbagi udara.

"Kita berbagi dunia, maka kita pun harus berbagi mencari jalan keluar bagi masalah yang ada di dunia, termasuk masalah kebersihan. Kita bisa memilih untuk tidak peduli atau bisa memilih untuk peduli dan melakukan tindakan nyata," ujarnya.

"Saya memilih untuk peduli dan membuat sebuah perubahan dengan tindakan kecil. Bayangkan, suatu hari kelak, saat air sungai berada di titik normal. Bayangkan jalanan di sekeliling sungai bermandikan cahaya matahari. Bayangkan anak-anak berkumpul dengan gembira. Bayangkan sungai dipenuhi dengan air bersih. Bayangkan anak-anak itu punya cukup banyak air untuk minum dan mandi, bahkan untuk bermain," kata Dira.

Dira mengatakan, dirinya telah melihat masalahnya. Namun, dirinya percaya akan kekuatan masyarakat Indonesia jauh lebih besar untuk menemukan jalan keluar.

"Saya melihat kegelapan, tapi saya juga melihat cahaya harapan. Cahaya itu adalah Anda dan saya," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com