Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/12/2014, 10:34 WIB

KOMPAS.com - Resistensi antibiotik adalah masalah kesehatan yang besar di zaman modern ini. Resisten berarti dokter semakin sulit mengobati infeksi karena kumannya sudah kebal obat. Karena itu jangan sembarangan minum antibiotik.

Ada banyak kerugian dari resistensi antibiotik, antara lain risiko kematian akibat infeksi, biaya pengobatan yang mahal, pasien harus tinggal lama di rumah sakit, dan dokter harus meresepkan obat antibiotik yang lebih kuat dan lebih mahal.

Meski antibiotik sebenarnya adalah obat untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh kuman, tapi pada kenyataannya obat ini sering dipakai untuk penyakit batuk, sinusitis, dan flu. Semua penyakit tersebut dipicu oleh virus sehingga antibiotik tak akan mempan.

Mengapa antibiotik kini sering disalahgunakan? Pasien memang sering meminta dokter meresepkan antibiotik. Mereka percaya minum antibiotik bisa membuat kondisi lebih baik. Selain itu banyak yang tidak tahu efek samping dari penggunaan antibiotik sembarangan.

Di lain pihak, penelitian mengungkap bahwa dokter terkadang menulis resep antibiotik, bahkan walau tidak diminta pasien, karena ia menganggap pasiennya menginginkan.

Antibiotik adalah obat yang penting dalam penanganan infeksi. Tetapi seperti halnya obat lain, antibiotik paling efektif saat dipakai dengan tapat. Jika digunakan berlebihan efeknya justru sebaliknya.

Efek samping antibiotik antara lain reaksi alergi dan juga infeksi sekunder. Penelitian juga mendokumentasikan beberapa efek berbahaya antibiotik, misalnya gangguan irama jantung, diare, mual, sakit kepala, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, dokter sebaiknya mengedukasi pasien mengenai penggunaan antibiotik secara rasional. Tidak setiap penyakit bisa ditangani dengan antibiotik, terutama yang disebabkan oleh virus seperti influenza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com