Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2014, 10:00 WIB

KOMPAS.com - Lidah yang memiliki fungsi utama sebagai indera pengecap ini ternyata juga bisa memberikan petunjuk apakah seseorang mengidap penyakit tertentu. Jenis penyakit yang bisa diintip lewat lidah bahkan cukup beragam, mulai dari alergi, demam, sakit kepala, hingga sifilis.

Lidah yang sehat memiliki warna merah muda, bersih, dan diselimuti papillae yang mengandung indera pengecap atau perasa.

Lidah yang meradang, merah, hitam, atau berwarna putih, bisa menunjukkan adanya gangguan kesehatan seperti sariawan . Sedangkan lidah yang tampak bengkak biasanya disebabkan karena reaksi alergi.

Sementara itu, lidah yang agak kehitaman dan warnanya tidak rata mengindikasikan penggunaan antibiotik, atau pertumbuhan jamur tak terkontrol pada pasien HIV.

Adanya galur panjang pada permukaan lidah pada umumnya adalah tanda penyakit menular seksual, sifilis. Jika Anda mendapati borok atau luka di lidah, waspadai penyakit Crohns atau penyakit pencernaan.

Kekurangan zat gizi tertentu juga bisa membuat kondisi lidah berubah. Lidah yang tampak lebih "berdaging dan lembut" merupakan gejala Anda kekurangan vitamin B12, zat besi atau asam folat.

Luka kecil di lidah, ada benjolan, atau perdarahan yang tidak jelas penyebabnya, bisa menjadi gejala adanya kanker.

Mengingat banyaknya tanda-tanda gangguan kesehatan yang bisa kita lihat dari lidah, peneliti India mengembangkan alat tes diagnostik melalui analisa digital lidah pasien.

Tim peneliti tersebut menggabungkan gejala penyakit dengan analisis digital lidah untuk mempermudah dokter mendeteksi penyakit. Citra digital lidah itu akan menunjukkan adanya warna yang tidak merata, tekstur, pembengkakan, dan faktor-faktor lainnya yang terkait penyakit.

Lewat kombinasi tersebut, bisa diketahui apakah pasien menderita flu, bronkitis, infeksi tenggorokan, sinusitis, alergi, asma, edema paru, dan keracunan makanan. Dalam sistem tersebut bisa dideteksi setidaknya 14 penyakit. Tes lidah ini memang masih terus disempurnakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau