Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Turunkan Berat, Pria Ini Mencoba 10 Jenis Diet dalam 50 Hari

Kompas.com - 14/01/2015, 16:00 WIB

KOMPAS.com - Dengan berat badan lebih dari 100 kg, Andy Leek merasa ia harus melakukan sesuatu untuk menurunkan berat badannya. Ia lalu mencoba 10 jenis jenis diet dalam 50 hari.

Selama ini Leek tak pernah merasa dirinya kegemukan. Dengan tinggi badan mencapai 180 cm, ia merasa wajar jika badannya besar. "Semua berawal ketika orang-orang di tempat kerja mulai memanggil saya dengan sebutan 'Big Man', semenjak itu saya ingin menurunkan berat badan," katanya.

Leek mengaku telah mencoba berbagai cara untuk menurunkan berat badannya yang terus bertambah dalam tiga tahun terakhir. Tapi metode diet yang dijalankannya selalu gagal.

"Saya sangat ingin menurunkan berat badan untuk hidup yang lebih baik, tapi mengapa saya tak pernah menjalankan diet sampai selesai? Jawabannya adalah kebosanan," katanya.

Ia mengatakan selalu memiliki perasaan antusias saat memulai diet baru. Tapi semangat itu lama kelamaan luntur setelah ia makin mempelajari metodenya dan penurunan berat badannya berjalan lambat.

Berangkat dari pengalamannya itu akhirnya Leek mendapatkan ide untuk mencoba 10 jenis diet berbada dalam waktu 50 hari.

"Selama ini saya punya rentang perhatian yang pendek dan hal ini adalah tantangan buat saya. 50 hari terdengar seperti angka yang bagus dan ini berarti saya harus disiplin menjalankan satu diet dalam 5 hari," urainya.

Untuk menjalankan programnya itu, hal pertama yang dilakukannya adalah melakukan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh.

"Saya jelaskan pada dokter rencana saya dan ingin tahu kondisi kesehatan saya sebelum dan setelah diet. Ternyata dokter saya setuju. Ia mengatakan tertarik untuk tahu hasilnya, bukan hanya efeknya pada berat badan tapi juga kesehatan secara umum," katanya.

Dokter juga memperingatkan Leek bahwa jika banyak orang yang berhasil turun berat badan dengan diet ekstrim biasanya akan mudah naik lagi.

Sempat sakit

Leek sengaja memilih metode diet yang belum pernah dicoba sebelumnya. Antara lain diet 5:2,  diet khusus K di mana dua dari tiga makanan diganti oleh Special K sereal atau snack bar; mengikuti panduan diet sehat dari NHS; diet jus; diet Atkins tinggi lemak, rendah karbohidrat; diet makanan mentah; diet makanan bayi (menggantikan dua dari tiga kali sehari dengan makanan bayi untuk memotong kalori); menghitung kalori dengan menggunakan aplikasi ponsel; diet jeruk grapefruit; dan diet sup kubis.

Mencoba berbagai diet tersebut secara bergantian setiap 5 hari menimbulkan reaksi tertentu pada tubuhnya. Misalnya saja ia sempat tidak bisa merasakan apa pun dan tidak bisa menelan. Ketika ia mencoba diet puasa, maka hari-hari di mana ia tidak berpuasa ia akan lebih menginginkan setiap makanan yang disukainya.

Leek juga sempat jatuh sakit dan diminta dokter beristirahat. Menurutnya jenis diet yang cukup sulit diikutinya adalah diet makanan mentah. Pada diet ini ia harus mengonsumsi sayur-sayuran, biji-bijian dan kacang-kacangan, yang semuanya memang rendah kalori.

Diet sup kubis juga menurutnya yang terburuk karena semuanya hanya dimasak dengan air tanpa bumbu. Efek sampingnya ia juga mengalami bau mulut dan buang angin yang parah.

Meski demikian untuk pertama kalinya Leek menyadari bahwa ia bisa disiplin menjalankan rencana dietnya selama beberapa minggu. Total ia berhasil menurunkan 13,5 kilogram. "Akhirnya saya bisa melihat kaki saya dan lingkar pinggang berubah dari 100 cm menjadi 91 cm," katanya.

Walau tekanan darahnya hanya turun sedikit dan kadar kolesterolnya tak banyak berubah tapi Leek merasa lebih sehat dan bahagia.

Dari berbagai metode diet yang dicobanya, menurutnya diet paling menyenangkan adalah rekomendasi diet dari NHS, yakni yang menyarankannya mengurangi daging merah dan sumber lemak tidak sehat serta memperbanyak sayuran dan buah.

Dua bulan setelah ia menjalankan percobaannya itu, Leek mengaku saat ini ia sudah terbiasa dengan pola makan sehat. "Saya tidak merekomendasikan orang lain untuk mencoba apa yang saya lakukan," katanya.  (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com