Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/01/2015, 12:05 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
– Kementerian Pertanian (Kementan) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan konsumsi buah lokal. Buah lokal dipercaya lebih sehat dan segar dibanding buah impor. Terlebih belakangan ini ramai diberitakan adanya buah apel impor asal Amerika Serikat yang tercemar bakteri Listeria.

“Mari kita tingkatkan konsumsi buah lokal yang lebih sehat, beragam, lebih segar,” ujar Kepala Badan Karantina Kementan Banun Harpini di Gedung Kementan, Jakarta, Senin (26/1/2015).

Banun menjelaskan, buah lokal umumnya tidak diberi bahan pengawet. Buah lokal dipanen dari kebun dan dapat langsung dijual ke konsumen. Berbeda dengan buah impor yang membutuhkan waktu cukup lama untuk tiba di Indonesia.

Banun mencohtohkan pengiriman buah-buahan dari Amerika yang memakan waktu satu bulan lebih. Terakhir, pengiriman buah apel dari Amerika  yaitu pada Desember tahun 2014 dan diperkirakan baru tiba di Indonesia pada akhir Januari atau awal Februari 2015.

“Perjalanan ke Indonesia saja butuh waktu sekitar 40 hari,” kata Banun.

Bagaimana caranya agar buah tidak busuk dalam waktu lebih dari satu bulan hingga sampai ke tangan pembeli? Tentunya buah-buahan tersebut telah diberi pengawet. Meski demikian, Banun memastikan buah impor yang masuk ke Indonesia aman dikosumsi. Sebelum beredar di pasaran, buah impor masuk karantina terlebih dahulu.

Masyarakat tetap diminta lebih berhati-hati dalam konsumsi buah impor. Menurut Banun, masyarakat pun jangan mudah tergiur dengan warna buah yang mencolok dan mengkilat.

“Walaupun buahnya bersih dan mengkilat tetap harus di cuci. Cucilah dengan air mengalir yang bersih,” imbuhnya.

Konsumsilah pangan lokal yang juga dapat berdampak baik bagi para petani di tanah air.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com