Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama di Dunia, Rekonstruksi Vagina Memakai Usus Babi

Kompas.com - 14/02/2015, 13:00 WIB

KOMPAS.com — Seorang wanita yang organ vaginanya sangat sempit—hingga tak bisa melakukan hubungan seksual—melakukan operasi rekonstruksi vagina menggunakan usus babi. Operasi ini adalah yang pertama di dunia, dan sukses.

Wanita asal Chechnya ini pada awalnya melakukan pemeriksaan ke dokter obstetri dan ginekologi karena ia kesulitan untuk berhubungan seks. Ternyata diketahui, vaginanya sangat sempit sampai-sampai dokter pun tak bisa memeriksanya. Ia lalu dirujuk ke rumah sakit universitas di kota Plzen, bagian barat Chechnya.

Wanita tersebut diketahui menderita scleroderma, kondisi yang menyebabkan area kulitnya menjadi keras dan tebal, serta terkadang bisa menyebabkan masalah pada organ dalam dan pembuluh darah. Akibat kondisi ini, vagina wanita tersebut mengerut sehingga ia sulit untuk berhubungan seksual, di samping lubrikasi yang berkurang.

Setelah mempelajari prosedur yang hampir mirip, menggunakan usus babi pada kandung kemih yang sangat sempit, dokter yang menangani wanita itu kemudian yakin bahwa prosedur serupa juga bisa dilakukan terhadap wanita ini. Sayangnya, memang tidak ada literatur atau kasus yang sama dengan wanita tersebut.

Dokter lalu memutuskan melakukan operasi menggunakan teknik yang disebut Mesh Augmented Vaginal Reconstruction. Prosedur ini biasanya dilakukan pada wanita yang mengalami prolaps pelvis dan mengalami gejala sulit menahan pipis.

Pada kondisi prolaps pelvis (kalangan awam menyebutnya 'turun berok'), terjadi pelemahan otot-otot di sekitar panggul sehingga perlu pencangkokan untuk menguatkannya. Cangkok biasanya menggunakan jaringan alami, misalnya donor kulit manusia atau usus babi.

Jaringan usus babi dipilih karena secara genetik sangat mirip dengan milik manusia. Dalam 30 tahun terakhir, para ilmuwan telah memakai jaringan babi untuk berbagai keperluan medis, terutama dermatologi dan kardiologi (jantung). Ilmuwan juga pernah menumbuhkan kembali otot kaki manusia menggunakan implan yang berasal dari jaringan kandung kemih babi.

Dokter bedah yang menangani wanita Chechnya itu memutuskan membuat sayatan untuk memperbesar area yang sempit. Mereka lalu memakai semacam jaring yang dibuat dari usus babi untuk melebarkan dinding vagina. Operasi yang dilakukan dua tahun lalu itu sukses, dan pasien wanita tersebut sampai saat ini tak memiliki keluhan dan rasa sakit saat berhubungan badan.

"Dua tahun lalu, wanita ini mengalami kesulitan untuk berhubungan seks. Sebelum dioperasi, ia sudah menjalani berbagai pengobatan dengan dokter obgyn, tetapi tak ada yang berhasil sehingga ia dirujuk ke kami," kata dr Vladimir Kalis, dokter bedah yang menangani wanita tersebut.

Ia mengatakan, operasi vagina seperti ini memang bukan hal yang lazim, dan pada umumnya dilakukan untuk mengatasi masalah sebaliknya, yakni otot-otot di area organ intim yang melemah.

"Material yang dipakai dalam operasi ini semacam jaring dengan ketebalan sekitar satu milimeter. Seiring waktu, jaringan manusia akan terbentuk di sekitar jaring tersebut, dan jaring dari babi ini diserap tubuh," katanya.

Pasien yang namanya tidak dipublikasikan ini sekarang merasa seperti wanita seutuhnya setelah operasi tersebut.

 
 
 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau