Tidur Lebih dari 8 Jam Berisiko Stroke?

Studi sebelumnya memang telah mengaitkan antara tidur terlalu lama dengan risiko stroke. Tetapi, belum jelas benar apakah tidur lama itu menyebabkan, atau sebagai gejala awal penurunan kesehatan otak. Setelah mengkaji beberapa studi, diketahui bagaimana kaitan antara tidur dengan stroke.

"Tidur yang cukup memang penting bagi kesehatan, tapi jangan terlalu lama," kata Yue Leng, peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris.

Dalam penelitiannya, ia mengikuti hampir 9.700 orang di Eropa. Penelitian ini menelusuri  pola tidur para responden dan adanya insiden stroke selama 10 tahun. Responden dalam penelitian ini pria dan wanita berusia sekitar 62 tahun ketika studi dimulai. Mereka ditanya mengenai durasi tidur setiap malam dan seberapa nyenyak.

Sekitar 70 persen mengatakan, mereka tidur 6-8 jam setiap malam. Satu dari 10 orang mengatakan, mereka tidur lebih dari 8 jam. Mereka yang tidur kurang dari 6 jam atau lebih dari 8 jam kebanyakan adalah wanita, berusia tua, dan tidak aktif secara fisik.

Selama 10 tahun penelitian, 344 orang terkena stroke. Mereka yang tidur lebih dari 8 jam memiliki peningkatan risiko stroke 46 persen, dan orang yang tidur kurang dari 6 jam risikonya terkena stroke 18 persen lebih tinggi.

Orang yang pola tidurnya berubah, dari tidur kurang dari 6 jam menjadi lebih dari 8 jam, memiliki risiko 4 kali lebih besar menderita stroke dibandingkan dengan orang yang pola tidurnya konstan.

Kurang tidur memang bisa memicu meningkatnya hormon stres yang akhirnya meningkatkan tekanan darah dan risiko stroke. Tetapi, ketika peneliti memasukkan faktor seperti hipertensi, kaitan antara jam tidur yang panjang dan stroke tak berubah.

Para ahli menduga, jam tidur yang panjang merupakan sinyal bahaya yang perlu diwaspadai. Demikian juga halnya dengan orang yang pola tidurnya tiba-tiba berubah.