Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/03/2015, 14:00 WIB
Kontributor Health, Diana Yunita Sari

Penulis

Sumber BBC

KOMPAS.com -
Anjing sering disebut sebagai sahabat manusia. Mereka bisa menjadi pelepas stres sekaligus teman yang dapat menjaga kesehatan pemiliknya. Sekarang, tambahkan satu fungsinya lagi, yaitu sebagai pendeteksi kanker. 

Baru-baru ini, para periset menjumpai, seekor anjing dapat menjumpai kanker tiroid yang diidap seseorang, bahkan ketika mereka belum didiagnosis. Adalah Frankie, anjing German Shepherd terlatih yang dapat mendeteksi kanker tersebut. 
 
Kanker adalah sel-sel rusak yang lepas kendali. Sel-sel tersebut memiliki kimia unik tersendiri dan melepaskan komponen organik yang mudah menguap di dalam tubuh. 
 
Sebelumnya, anjing telah memberikan hasil menjanjikan pada pasien dengan kanker paru dan usus. Ini karena dibandingkan manusia, anjing memiliki 10 kali jumlah reseptor penciuman yang mampu menemukan bau unik yang dilepaskan kanker. 
 
Tim dari University of Arkansas Medical Sciences (UAMS) sebelumnya melatih seekor anjing untuk membaui perbedaan antara sampel urin dari pasien dengan dan tanpa kanker tiroid. Frankie ini dilatih untuk berbaring saat membaui kanker tiroid pada sampel dan memalingkan kepala bila sampel urinnya bersih. 
 
Dari 34 pasien yang ikut serta dalam percobaan ini, Frankie memberikan diagnosis tepat terhadap 30 dari 34 kasus tersebut. Menurut Dr. Donald Bodenner, kepala onkologi endokrin di UAMS, mereka ingin tahu apa yang dicium oleh Frankie. 
 
Sejumlah periset mencoba untuk mengangkat elemen anjing ini dan melakukan tes untuk bau unik kanker yang kuat dengan hidung elektronik. Pendekatan ini sedang diuji coba di luar kanker dan telah digunakan untuk menemukan infeksi berbahaya seperti Clostridium difficile
 
Dr. Emma Smith, dari Cancer Research UK, mewanti-wanti, “Meskipun ada sejumlah bukti bahwa beberapa anjing terlatih dapat mencium bau molekul yang dilepaskan oleh sel kanker, ada bermacam-macam hasil atas seberapa akuratnya mereka. Dan sepertinya tidak benar-benar praktis untuk menggunakan anjing dalam skala luas guna mendeteksi penyakit ini." 
 
Tetapi, lanjut Dr. Smith, melakukan tes laboratorium untuk memahami apa yang dicium anjing bisa membantu mengetahui perkembangan dari hidung elektronik untuk mendeteksi molekul serupa yang akan memberi tes diagnostik yang lebih baik di masa mendatang. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com