Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ubah Gaya Hidup demi Kadar Testosteron yang Sehat

Kompas.com - 23/03/2015, 18:30 WIB

Namun menurut pedoman dari British Society for Sexual Medicine, sebelum mendapatkan pengobatan testosteron, maka Anda perlu melakukan tes darah secara berkala selama enam bulan.

Pria yang memiliki masalah seksual dengan kadar testosteron yang lebih rendah dari 12 nmol/l harus dipertimbangkan dalam proses pengobatannya, karena kondisinya sama dengan orang-orang yang mengalami diabetes, osteoporosis, riwayat penyakit jantung atau stroke, disfungsi ereksi atau depresi yang kadarnya rendah. Pria dengan kadar testosteron dibawah 8 nmol/l sudah pasti harus diobati.

Suplemen testosteron sangat tidak disarankan untuk  diberikan pada pria yang memiliki kanker prostat, gagal jantung atau penyakit jantung, karena dapat membuat kondisi kesehatan tambah memburuk.

Di sisi lain, suplemen testosteron juga bertindak sebagai alat kontrasepsi, maka sebaiknya suplemen ini tidak dikonsumsi oleh pria yang sedang melakukan  program untuk memiliki keturunan.

Ada beberapa bentuk suplemen testosteron, termasuk pil, ataupun implan yang diletakkan di bawah kulit. Namun, gel  dan suntikan intramuskular lebih unggul dibandingkan dengan jenis suplemen testosteron yang lainnya.

Gel yang dioleskan secara rutin pada bagian bahu, ketiak dan paha akan lebih mudah diserap ke dalam aliran darah. Sementara suntikan perlu diberikan setiap tiga bulan atau lebih, baik ke otot-otot paha ataupun pada bagian otot di bagian bawah. Hormon ini akan secara perlahan disebarkan oleh otot ke dalam tubuh.

Penggunaan gel sendiri memiliki beberapa keuntungan, dosis hariannya hampir sama sehingga seolah-olah tubuh memproduksinya secara alami. Namun penyerapannya ke dalam aliran darah cukup lambat sehingga disarankan agar Anda tidak langsung mandi atau berenang selama enam jam setelah Anda menggunakannya. (Monica Erisanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com