Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/04/2015, 08:00 WIB

KOMPAS.com - Berbeda dengan jenis yoga lainnya yang gerakannya dinamis, yoga yang satu ini lebih tenang dan minim gerakan. Yin Yoga memang bertujuan untuk membuat kita lebih rileks, tenang, dan menemukan diri sendiri.

Yin yoga memang lebih banyak menggunakan gerakan-gerakan pasif di atas lantai. Beberapa gerakan bahkan hanya seperti tidur saja.

Prinsip saat melakukan yoga ini adalah bergerak secara perlahan dan lembut saat melakukan pose, jangan langsung mengerahkan tenaga atau peregangan maksimal yang bisa menimbulkan cedera. Lalu secara sadar mengubah pose dalam keadaan diam tanpa gelisah. Setiap perubahan gerakan juga dilakukan secara perlahan.

"Yoga yang satu ini memang lebih menargetkan pada jaringan-jaringan tipis yang ada di dalam tubuh dan letaknya pada satu lapisan di dalam otot. Jadi gerakannya tidak aktif karena jaringan tersebut yang lebih bekerja," kata Tasya Dante, pelatih Yin Yoga, yang ditemui dalam acara YogaFest 2015 di Taman Menteng Jakarta (26/4).

Tasya menjelaskan, di dalam tubuh, jaringan ikat yang relatif kaku (tendon, ligamen, fasia) adalah yin, sementara otot yang lebih banyak bergerak dan lentur serta darah merupakan unsur yang.

Unsur pernapasan juga banyak berperan dalam yoga ini, terutama pernapasan perut. Tetapi kebanyakan orang semakin dalam gerakannya, misalnya menekuk perut, justru makin manahan napasnya.

“Semakin dalam gerakan, kita cenderung makin menahan napas, padahal harusnya tetap bernapas. Karena dalam melakukan posenya bertahap, secara perlahan, serta diiringi pengaturan pernapasan. Sebelum bergerak tarik napas dulu, lalu bergerak lebih dalam, tarik napas lagi, bergerak lebih dalam lagi,” ungkapnya.

Purwandini Sakti Pratiwi Salah satu gerakan dalam yin yoga.

Tiga tahap

Tasya menjelaskan, gerakan dalam yin yoga terbagi tahap. Pertama adalah melakukan pose berunsur Yang, misalnya Flying Dragon Flow, yang membutuhkan gerakan cukup banyak serta membuat tubuh berkeringat.

Tahap pertama ini ibarat pemanasan sehingga tubuh juga lebih berenergi. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan yang dipusatkan pada diri sendiri. Di awal fase kedua ini, gerakannya lebih pelan dengan penekanan pada gerakan tertentu.

Bagian kedua didominasi oleh pose yang dilakukan di atas lantai hingga berbaring. Contoh gerakan yang biasa dilakukan antara lain Frog, Sleeping Swan, Twisted Roots, Butterfly, dan Child. Seluruh gerakan tersebut dilakukan sambil berbaring di atas matras. Setiap pose  yang dilakukan memiliki durasi sekitar 2-5 menit. Walau agak sulit, tapi jika napas tidak tidak ditahan, perlahan tubuh akan bisa melakukannya.

Yang unik, di tahap ketiga kita akan melakukan koneksi dengan sesama peserta yoga. Saling berpasangan, para peserta mulai melakukan gerakan saling membantu yang bertujuan mencapai sisi restoratifnya. Pada fase terakhir ditutup dengan gerakan yang membuat tubuh dapat beristirahat dan tenang.

Tasya menjelaskan bahwa dalam Yin Yoga juga ada beberapa gerakan yang bertujuan menstimulasi titik-titik meridian atau akupuntur.

Pada akhirnya, lewat yoga ini seseorang diharapkan mampu mengenali dirinya sendiri. Dalam melakukan gerakannya pun kita tidak dituntut harus menyamai guru atau orang lain, tetapi lebih kepada kemampuan diri. "Jika sudah merasa nyaman, Anda bisa mengenal tubuh sendiri lebih baik," kata pemiliki studio yoga Martasya Yoga Shala ini.

Yin yoga memang belum banyak dikenal di Indonesia. Durasi latihan dan gerakannya pun sangat bervariasi tergantung dari pengajarnya.

Yin yoga juga bisa membuat kita lebih tenang, mengurangi kecemasan dan stres, serta meningkatkan fleksibilitas. Rutin berlatih yin yoga juga bisa meningkatkan kemampuan kita dalam bermeditasi.  (Purwandini Sakti Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com