Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Buah dan Sayur Makin Mahal, Ancaman Kegemukan Makin Tinggi

Kompas.com - 13/05/2015, 13:56 WIB

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi atau angka kejadian kencing manis sebesar 6,9 persen dari jumlah penduduk. Jumlahnya meningkat karena sebelumnya, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007, prevalensi kencing manis tercatat 5,7 persen dari jumlah penduduk. Hasil Riset Kesehatan Dasar 2007 menunjukkan, kencing manis menjadi penyebab kematian peringkat kedua, yaitu 14,7 persen. Di pedesaan, kencing manis menduduki peringkat keenam penyebab kematian, yaitu 5,8 persen (http://www.depkes.go.id).

Pada tahun 2015, diperkirakan terdapat 9,1 juta penderita kencing manis di Indonesia. Hal ini menyebabkan Indonesia berada di peringkat kelima negara dengan pengidap kencing manis terbanyak (Kompas.com, 11/4). Kementerian Kesehatan memperkirakan, pada 2030, orang yang terancam terkena kencing manis di Indonesia mencapai 21,3 juta orang.


Dari data Riset Kesehatan Dasar tersebut terlihat bahwa perubahan gaya hidup masyarakat perkotaan di Indonesia telah menyebabkan peningkatan kasus kencing manis. Bandingkan dengan masyarakat pedesaan yang umumnya masih banyak mengonsumsi makanan lebih sehat.

Di Indonesia, harga makanan cepat saji relatif murah. Di gerai makanan cepat saji terkenal, misalnya, harga satu paha ayam lengkap dengan nasi dan minuman bersoda hanya sekitar Rp 20.000 per paket.

Harganya memang dapat bersaing dengan harga nasi sayur dan lauk-pauk warung tegal (warteg) yang juga berkisar Rp 10.000-Rp 20.000 per porsi, tergantung jenis lauk-pauk dan sayurannya. Namun, harga nasi warteg tersebut akan cenderung naik karena kecenderungan kenaikan harga sayur-mayur. Hal itu belum termasuk kenaikan harga buah-buahan jika masyarakat ingin mengonsumsi makanan sehat.

Harga buah-buahan di Indonesia cenderung naik, seperti dicatat oleh Kementerian Pertanian ( http://pusdatin.setjen.pertanian.go.id). Harga mangga di tingkat konsumen pedesaan rata-rata nasional tahun 2008 sebesar Rp 7.736 per kilogram naik 10,71 persen menjadi Rp 11.541 per kilogram tahun 2012.

Harga jeruk rata-rata nasional tahun 2008 sebesar Rp 6.901 per kilogram naik 15,95 persen menjadi Rp 12.407 per kilogram tahun 2012. Harga apel rata-rata nasional tahun 2008 sebesar Rp 17.994 per kilogram naik 5,18 persen menjadi Rp 21.975 per kilogram tahun 2012.

Harga sayur-mayur, menurut catatan Kementerian Pertanian, juga cenderung naik. Harga mentimun tahun 2008 rata-rata nasional sebesar Rp 3.618 per kilogram naik 20,71 persen menjadi Rp 7.587 per kilogram pada 2012. Harga bayam tahun 2008 rata-rata nasional sebesar Rp 4.392 per kilogram naik 13,68 persen menjadi Rp 7.032 per kilogram pada 2012.

Dalam Statistik Buah-buahan dan Sayur-mayur Kementerian Pertanian tersebut tidak dicatat harga di tingkat konsumen perkotaan. Namun, harga buah-buahan dan sayur-mayur di tingkat konsumen perkotaan tentu akan lebih tinggi karena ada tambahan biaya transportasi dan distribusi.

Maka, tak mengherankan jika masyarakat menengah ke bawah di perkotaan lebih mudah mengonsumsi makanan cepat saji karena relatif lebih murah dan mengenyangkan. Namun, yang tidak disadari masyarakat, pelan-pelan hal tersebut ikut memicu munculnya diabetes melitus tipe 2.

Kepala Subdirektorat Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Metabolik Kementerian Kesehatan Dyah Erti Mustikawati, seperti dikutip Kompas.com (11/4), mengingatkan, kencing manis sering tidak disadari oleh penderita karena tidak melakukan pengecekan kadar gula darah.

Kencing manis terjadi ketika konsentrasi glukosa atau gula darah melebihi keadaan normal. Disebut kencing manis jika kadar gula darah dalam keadaan puasa lebih atau sama dengan 126 miligram per desiliter (mg/dl). Selanjutnya, dua jam setelah makan, kadar gula darah sama atau lebih dari 200 mg/dl.

Penyakit kencing manis juga dapat menyebabkan komplikasi penyakit lain. Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia Achmad Rudijanto, seperti dikutip Kompas (26/4), mengatakan, makin tinggi kadar gula darah penyandang kencing manis, berarti kian tinggi pula risiko mereka menderita sejumlah penyakit komplikasi, seperti buta, stroke, jantung, ginjal, dan kaki diabetes. Penyakit komplikasi itu akan mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan risiko kematian.

Oleh karena itu, masyarakat perlu menyadari lebih dini risiko kegemukan terhadap kemungkinan terkena kencing manis. Lebih jauh lagi, pola konsumsi makanan yang tidak sehat sudah saatnya dihindari. Mulailah mengonsumsi makanan lebih sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com