Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/05/2015, 19:00 WIB

KOMPAS.com - Kanker dipandang sebagai salah satu penyakit paling menakutkan. Tak dipungkiri, kanker memang termasuk penyakit yang mematikan. Meski begitu, bukan berarti tak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker. Sayangnya, masih ada berbagai mitos yang beredar tentang kanker

Mitos 1 : Kanker adalah penyakit modern

Apakah Anda termasuk orang yang berpendapat bahwa kanker adalah penyakit baru, yang kebanyakan disebabkan oleh berbagai kebiasaan di masa modern, seperti merokok, proses makanan yang tidak sehat, hingga stress tiada henti? Faktanya adalah, kanker sudah ada sejak dahulu kala, pada 1200 Sebelum Masehi, kanker ditemukan di wilayah Sudan. Lalu, di pertengahan tahun ‘70-an, penderita kanker meningkat hingga 20%. Namun, seiring itu berbagai obat-obatan medis ditemukan untuk membantu penderita kanker bertahan hidup. Sebenarnya, faktor risiko terbesar terserang kanker adalah usia, semakin tua usia, semakin besar risiko kanker. Namun, kebiasaan merokok meningkatkan risiko terkena kanker di usia muda.

Mitos 2: Tak ada yang bisa dilakukan. Terkena kanker adalah takdir yang bisa dihindari

Berdasarkan hasil penelitian kanker di Inggris, sebagian kecil penyebab kanker, sekitar 5-10% berkaitan dengan faktor genetik, tapi 40% lainnya berkaitan dengan lifestyle. Tapi, karena kanker muncul dari kerusakan gen yang tumbuh dari waktu ke waktu, Anda sebenarnya masih dapat melakukan pencegahan agar sel kanker tak memburuk. “Meski tak ada jaminan terhindar dari kanker, Anda bisa menghadang kanker dengan tidak merokok, mengonsumsi makanan sehat, menjaga berat badan ideal, tidak mengonsumsi alkohol berlebih, olaharaga, dan beraktivitas di bawah sinar matahari dengan aman,” ujar Sarah Williams, senior staf informasi kesehatan Cancer Research UK.

Mitos 3: Deodoran menyebabkan kanker

Banyak yang mengatakan, saat menggunakan deodorant atau antiperspirant, akan menghentikan produksi keringat. Kemudian, keringat yang terhambat keluar akan berubah menjadi racun, yang kemudian akan membentuk gumpalan di bawah ketiak. Ini dipercaya sebagai awal mula terjadinya kanker kelenjar getah bening dan kanker payudara. “Tak ada bukti meyakinkan bahwa deodorant dan antiperspirant menyebabkan kanker  payudara. Semua penjelasan itu tidaklah benar. Kanker payudara berawal dari payudara. Selain itu, tubuh memiliki berbagai cara menyingkirkan racun. Keringat dan kelenjar getah bening tidaklah berhubungan,” jelas Sarah.

Mitos 4: Merokok sesekali, aman dari kanker

Anda mungkin bukan perokok berat yang menghabiskan rokok beberapa kotak dalam sehari, tapi merokok sesekali bukan berarti Anda terhindar dari risiko kanker. Sebuah penelitian menunjukkan, seseorang yang hanya menghabiskan empat batang rokok per hari hampir 50% tutup usia lebih dulu, dibanding mereka yang tak merokok sama sekali.  Begitupun jika Anda merokok untuk pergaulan, misalnya hanya merokok di akhir pecan. Belum lagi, jika itambah dengan konsumsi alkohol. Perpaduan rokok dan alkohol akan membuat kerusakan dalam tubuh berkali lipat dan memudahkan sel kanker berkembang. Lalu, bagaimana dengan shisa? Efeknya memang tidak seburuk rokok, tapi penelitian menunjukkan adanya keterkaitan dengan munculnya kanker. Ada baiknya, menjauhi agar terhindar dari risiko kanker.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com