Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/06/2015, 18:00 WIB
Dian Maharani

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com – ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi yang harusnya tak tergantikan selama 6 bulan pertama kelahiran bayi. ASI menjadi antibodi alami bagi bayi dan memenuhi kebutuhan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral.


Sayangnya, tak semua ibu memiliki ASI yang berlimpah. Penulis buku Gizi Ibu dan Bayi  yang merupakan Pengajar Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Sandra Fikawati mengatakan, ibu hamil harus mempersiapkan sejak awal agar ASI lancar dan berkualitas saat diberikan pada bayi.


“Sejak hamil, ibu harus punya niat untuk memberikan ASI eksklusif. Jangan sampai menyesal nantinya karena tidak memberikan ASI,” ujar Fika dalam acara peluncuran buku Gizi Ibu dan Bayi beberapa waktu lalu.


Dalam bukunya, Fika dan bersama dua penulis lain dari FKM UI, yaitu Ahmad Syafiq dan Khaula Karima pun memaparkan sejumlah  tindakan yang perlu dilakukan agar ASI lancar dan berkualitas. Berikut tindakan yang harus dilakukan ibu seperti dijelaskan dalam buku Gizi Ibu dan Bayi.

Percaya diri
Ibu harus memiliki kepercayaan diri dan yakin bisa memberikan ASI pada bayi. Perasaan percaya diri dapat meningkatkan hormon oksitosin yang berperan dalam produksi ASI.

Menyusui dengan benar
Produksi ASI dapat maksimal jika melakukan teknik menyusui dengan benar.  Saat menyusui, tak perlu menekan puting susu. Usahakan sebagian besar kalang payudara masuk ke mulut bayi sehingga puting berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan ASI keluar.

Umumnya, ASI akan habis setelah disusukan selama 10-15 menit. Payudara akan kembali penuh setelah 2 jam. Menyusui harus bergantian, yaitu payudara kiri dan kanan.

Hindari penggunaan dot atau empeng
Jangan berikan bayi dot maupun empeng. Jika dibiasakan, bayi akan menolak jika disodorkan ASI. Dot maupun empeng yang terbuat dari bahan karet tidak bisa menyamai payudara ibu.

Jangan berikan susu formula
Untuk menyukseskan ASI eksklusif selama 6 bulan, jangan berikan bayi susu formula. Susu formula atau makanan lain pada bayi bisa membuat bayi kenyang. Akibatnya, konsumsi ASI berkurang dan otomatis isapan bayi pada payudara ibu pun berkurang.

Isapan bayi dapat merangsang hormon oksitosin yang dapat memroduksi ASI dan hormon prolaktin untuk mengeluarkan ASI. Lakukan pula Inisiasi Menyusui Dini (IMD) untuk merangsang kelancaran produksi ASI.


Hindari stres
Ibu menyusui juga perlu menghindari stres. Pikiran harus rileks agar dapat mengeluarkan hormon oksitosin sehingga merangsang produksi ASI. Jauhi pikiran negatif, perasaan cemas, hingga marah.

Ibu konsumsi makanan bergizi
Penelitian yang dilakukan Fikawati dan Syafiq tahun 2012 menunjukkan, status gizi ibu memengaruhi gagal atau tidaknya ibu memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Jika status gizi ibu kurang saat melahirkan dan konsumsi energi ibu saat menyusui juga rendah (misalnya di bawah 2100 Kal/hari), maka lemak cadangan ibu untuk memroduksi ASI tidakmencukupi. Asupan gizi yang baik dan sesuai kebutuhan akan menghasilkan ASI yang berkualitas.

“Menjaga asupan nutrisi bukan hanya saat hamil, tapi setelah melahirkan juga masih harus dilakukan,” kata Fika yang merupakan lulusan bidang Maternal and Child Nutrion, Departement of Community Health Science University of California itu.

Pijat punggung
Pemijatan pada punggung ibu ternyata juga bisa merangsang pengeluaran hormon oksitosin. Jika hormon oksitosin meningkat, pengeluaran ASI pun menjadi lancar. Pemijatan punggung dapat dilakukan perlahan menggunakan ibu jari.

Simpan ASI bagi ibu pekerja
Menjadi wanita karir bukan halangan untuk tetap memberikan ASI eksklusif. Bagi ibu bekerja, siapkan peralatan untuk memompa ASI dan menyimpannya di dalam kulkas.

Kesuksesan ASI eksklusif pun tak lepas dari dukungan suami, keluarga, dan tenaga kesehatan. Suami turut berperan penting dalam menjaga pikiran ibu tetap rileks. Ibu pun tak perlu didesak untuk segera memberikan susu formula pada bayi jika ASI tidak lancar.

Bila ASI tidak juga keluar banyak, ibu sebaiknya konsultasi ke dokter maupun bidan. Dokter maupun bidan biasanya akan memberikan obat yang mengandung galaktogogen berupa makanan seperti daun katuk dan kacang-kacangan), herbal  seperti Fenugreek, atau obat yang dapat meningkatkan produksi ASI seperti Domperidon dan Metoclopramide.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com