Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/06/2015, 08:30 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat demam atau suhu badan anak tinggi, orangtua sering kali mengompres bagian tubuh anak dengan harapan panas tubuh akan turun. Akan tetapi, harapan itu akan sia-sia jika kompres dilakukan dengan cara yang salah.


Dokter Spesialis Anak Mulya Rahma Karyanti mengatakan, sering kali orangtua salah kaprah dengan hal ini. Karyanti mengingatkan, ketika anak demam jangan kompres dengan air dingin. Kompreslah dengan air hangat.

"Es malah meningkatkan suhu tubuh," ujar Karyanti saat ditemui di Balai Kota Jakarta beberapa waktu lalu.

Kompres air hangat dapat membuka pori-pori, sehingga panas pada tubuh bisa keluar melalui pori-pori tersebut. Kompres dapat dilakukan selama sekitar 15 menit. Kompres juga tidak efektif jika diletakkan pada kening maupun kepala anak. Kompres yang benar, yaitu diletakkan pada daerah lipatan seperti ketiak dan daerah paha.

"Kepala kurang efektif karena terhalang tulang tengkorak. Jadi yang efektif di lipatan-lipatan pembuluh darah besar. Di situ pembuluh darah lewat terjadi penguapan. Tujuannya, agar panas keluar lewat pori-pori tubuh," terang Ketua Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan FKUI ini.

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah menyelimuti anak yang menggigil saat demam. Padahal, menggigil saat demam berbeda dengan menggigil karena kedinginan. Karyanti mengungkapkan, tindakan itu justru akan meningkatkan suhu tubuh anak. Jika suhu tubuh makin meningkat, anak bisa mengalami kejang-kejang hingga hilang kesadaran.

"Pakai baju tipis saja, lengan pendek sehingga kalau demam, panasnya keluar lewat pori-pori. Jangan diberi baju berlapis-lapis saat dia menggigil. Malah bisa berbahaya,” imbuhnya.

Untuk menurunkan panas, lanjut Karyanti, berikan anak banyak minum air putih. Obat-obatan penurun panas untuk anak juga dapat diberikan. Jika panas tak kunjung turun, segera bawa ke dokter anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads

Copyright 2008 - 2023 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com