Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/07/2015, 14:10 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis


BENGKULU, KOMPAS.com
- Direktur Yayasan Kantong Informasi Pemberdayaan Kesehatan Adiksi Masyarakat (Kipas), Bengkulu, Merly Yuanda, mendesak pemerintah memasukkan obat generasi terbaru untuk penderita hepatitis C ke dalam daftar Jaminan Kesehatan Nasional atau dibiayai negara pembeliannya.

"Hepatitis C adalah persoalan serius bagi kesehatan rakyat Indonesia. Diperkirakan di dunia ada 2 persen penduduk yang terinfeksi Hepatits C kronis. Setiap tahunnya diperkirakan lebih dari 150 ribu orang meninggal karena infeksi Hepatitis C ini," kata Merly Yuanda dalam siaran pers yang dikirim ke Kompas.com, Kamis (30/7/2015).

Ia menjelaskan, data terbaru yang dilansir Jurnal Lancet bulan Juni 2015 mengatakan bahwa estimasi pengidap Hepatitis C di Indonesia sekitar 2 juta orang. Kelompok umur tertinggi yang mengidap Hepatitis C di Indonesia berasal dari kelompok umur 50 hingga 59 tahun dan sisanya terbagi secara proporsional di kelompok umur lainnya.

Hepatitis C adalah penyakit yang menyerang tanpa melihat latar belakang baik dari kelompok masyarakat umum maupun kelompok pengguna narkotika suntik. Metode penularan hepatitis C adalah melalui pertukaran jarum suntik tidak steril di kalangan pengguna narkotika, kontaminasi alat suntik kedokteran, transfusi darah, dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke anak, serta untuk di beberapa kasus terjadi karena hubungan seksual dengan orang yang sudah terinfeksi meski jarang ditemukan.

Selama ini, obat Hepatitis C disembuhkan dengan obat kombinasi Pegylated Interferon dan Ribavirin. Obat Pegylated Interferon ini digunakan dengan cara disuntik di perut seminggu sekali dan ribavirin dengan cara oral. Sayangnya, tingkat kesuksesan terapi dengan obat kombinasi ini rendah.

Selain itu, obat kombinasi ini memiliki efek samping yang cukup berat sehingga banyak pasien yang tidak kuat dan berhenti terapi di tengah jalan. Harga obat kombinasi jenis Peggylated Interferon Ribavirin ini mencapai 80 juta rupiah untuk periode pengobatan penuh dan saat ini Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sudah bisa menanggung pengobatan dengan menggunakan obat ini.

Tahun 2013, Badan Pengawas Makanan dan Obat-Obatan Amerika memberikan ijin edar bagi obat generasi baru untuk menyembuhkan Hepatitis C. Obat dari golongan Direct Acting Antiviral ini bernama Sofosbuvir. Obat Sofosbuvir ini, yang digunakan dengan cara oral dan dikombinasikan dengan obat Ribavirin. Kombinasi Sofosbufir dan Ribavirin ini memiliki tingkat kesuksesan terapi yang tinggi lebih dari 90 persen untuk menyembuhkan Hepatitis C.

Saat ini, obat Sofosbuvir sedang didaftarkan di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia. Menurutnya, hal yang krusial setelah obat ini mendapatkan ijin edar adalah mendorong agar obat ini masuk dalam Formularium Nasional sehingga bisa ditanggung JKN.

Harga obat Sofosbuvir versi generik dijual oleh produsennya berkisar Rp 3 juta per botol untuk konsumsi 1 bulan dan sudah bersama dengan Ribavirin. Untuk penyembuhan hepatitis C diperlukan waktu antara 3 bulan sampai 6 bulan tergantung tipe virus Hepatitis C yang diidap.

Dengan estimasi waktu terpanjang untuk melakukan terapi selama 6 bulan, maka harga obat Sofosbuvir ini paling mahal hanya mencapai Rp 24 juta. Harga obat ini jauh lebih murah dari obat kombinasi .

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com