Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2015, 16:17 WIB
Oleh: Evy Rachmawati


Kemenangan dunia melawan virus polio di depan mata. Setelah berabad-abad virus polio jadi ancaman serius di banyak negara, eradikasi atau bebas dari polio yang dicanangkan Organisasi Kesehatan Dunia mendekati garis akhir tiga tahun ke depan.

Polio pertama diidentifikasi tahun 1789 saat dokter asal Inggris, Michael Underwood, menyebut gambaran klinis yang dikenal sebagai polio dengan menyatakan sebagai "a debility of the lower extremities". Lalu, dokter Jakob Heine (1840) dan Karl Oskar (1890) mencatat sejumlah gejala polio yang banyak menyerang anak-anak.

Pada paruh pertama abad ke-20, mengutip situs poliotoday.org, polio penyakit menakutkan di negara industri menyebabkan ribuan anak lumpuh setiap tahun. Wabah polio menjadi pandemi di Eropa, Amerika Utara, Australia, dan Selandia Baru. Di AS, pada 1952, epidemi polio terburuk ditandai hampir 58.000 kasus, 3.145 pasien meninggal dan 21.269 pasien cacat.

Penyebaran virus polio itu bisa dieliminasi setelah vaksin polio pertama yang aman dan efektif sukses dikembangkan Dr Jonas Salk tahun 1955. Sebelum vaksin tersedia luas, rata-rata kasus polio di AS lebih dari 45.000 pasien. Tahun 1962, angka itu turun menjadi 910 kasus.

Namun, penularan virus polio masih menjadi masalah kesehatan utama di negara berkembang. Untuk itu, mengutip situs polioeradication.org, pada 1970-an, imunisasi rutin dikenalkan di dunia sebagai bagian program imunisasi nasional.

Eradikasi

Infeksi virus poliomyelitis bisa menyebabkan lumpuh layuh. Virus polio ada di tenggorokan dan usus manusia sehingga bisa menular melalui air liur dan tinja. Apabila terkena matahari, virus mati dalam hitungan hari.

Inisiatif eradikasi polio global diluncurkan pada sidang pleno anggota WHO (World Health Assembly/WHA) 1988. Saat itu, polio menyebabkan kelumpuhan 1.000 anak per hari. Sejak ada inisiatif global, 2,5 miliar anak diimunisasi polio hasil kerja sama 200 negara dan 20 juta relawan, didukung dana global lebih dari 9 miliar dollar AS.

Sejauh ini, inisiatif eradikasi atau bebas polio global menekan angka polio lebih dari 99 persen. Jumlah negara endemik polio turun drastis dari 125 negara jadi tiga negara. Bahkan, sejak Agustus 2014, virus polio liar hanya terdeteksi di Afganistan dan Pakistan, sedangkan Nigeria negara endemik polio ketiga tak ada kasus sejak Juli 2014.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan menyatakan, virus polio liar tak ditemukan lagi sejak 1995. Untuk meyakinkan itu, digelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) pada 1995, 1996, dan 1997. Bahkan, di sebagian wilayah, PIN diulang tahun 2000, 2001, dan sekali lagi 2002.

Namun, pada 2005, polio kembali muncul di Tanah Air. Penularan virus terjadi di sejumlah desa di Kecamatan Cidahu dan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, akibat penurunan cakupan imunisasi polio. Saat itu, 16 anak positif terinfeksi virus polio liar, dan ditemukan 13 kasus lumpuh layuh mendadak (acute flaccid paralysis/AFP) yang belum tentu akibat polio.

Kemunculan kasus polio itu membuat pemerintah melaksanakan imunisasi polio nasional dalam beberapa putaran. Meski kini tak lagi ditemukan kasus penularan virus itu, tak berarti Indonesia bebas polio mengingat belum optimalnya pemantauan penyakit di daerah.

Penarikan vaksin

Untuk mencapai target bebas polio pada 2018 di semua negara di dunia, termasuk Indonesia, upaya dilakukan. Mengingat virus itu menular lewat kotoran manusia, masyarakat diimbau menjaga kebersihan lingkungan atau memperbaiki sanitasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com