Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/09/2015, 16:17 WIB

Imunisasi pun jadi strategi utama eradikasi polio. Dalam WHA ke-68 yang dihadiri delegasi dari 194 negara anggota WHO di Geneva, Swiss, Jumat (22/5), disepakati kebijakan WHO terkait penarikan vaksin polio oral (OPV) diadopsi semua negara secara bertahap. Dalam strategi global eradikasi polio, pada akhir 2015 OPV ditarik dan diganti vaksin polio suntik mengandung virus tak aktif.

Selain itu, tahun 2016, negara-negara anggota WHO berencana menarik komponen serotipe 2 dalam vaksin polio trivalen (komponennya terdiri dari tiga tipe: 1, 2, dan 3) yang dipakai dalam sistem imunisasi rutin secara global. Vaksin itu akan digantikan vaksin polio bivalen (tipe 1 dan 3). "Inisiatif ini tak boleh gagal," kata Direktur Jenderal WHO Margaret Chan.

Langkah itu untuk mengeliminasi risiko vaksin terkait paralytic polio (VAPP) dan potensi munculnya kembali virus polio karena OPV memakai virus aktif yang dilemahkan. Data WHO, 145 negara memakai vaksin polio oral trivalen pada anak dalam program imunisasi rutin. Kini, mayoritas wilayah WHO bebas polio, termasuk di kawasan endemik polio.

Butuh persiapan

Namun, target dunia bebas polio hanya bisa dicapai melalui solidaritas global. Pelaksanaan resolusi strategi eradikasi polio tahap akhir 2013-2018 butuh jaminan ketersediaan vaksin sesuai ketentuan WHO dan kesiapan infrastruktur kesehatan.

Pada pertemuan itu, Indonesia satu-satunya negara yang mengajukan amandemen resolusi itu agar waktu penarikan vaksin polio oral disesuaikan kesiapan tiap negara. "Indonesia setuju resolusi end game strategy polio 2013-2018, tapi tak sepakat jadwal implementasinya," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes M Subuh, Jumat (4/9).

Indonesia minta pengecualian terkait jadwal penarikan vaksin polio oral. Alasannya, kondisi geografis, waktu sosialisasi, dan penguatan kapasitas tenaga kesehatan. Jika siap, program dilakukan sesuai resolusi.

Perubahan cara mengimunisasi juga jadi alasan. Selama ini vaksin polio oral diberikan dengan meneteskan ke mulut anak di bawah lima tahun. Adapun, vaksin polio dengan komponen virus tak aktif atau mati diberikan dengan cara disuntikkan.

Selain itu, kesiapan industri vaksin dalam negeri dinantikan. Selama ini, Biofarma memproduksi OPV untuk kebutuhan dalam negeri dan mengekspornya. Butuh waktu mengalihkan produksi dari OPV trivalen jadi vaksin polio bivalen. "Kami ingin tetap mandiri dalam pengadaan vaksin polio," kata Menteri Kesehatan Nila F Moeloek.

Tantangan itu mendesak diatasi demi dunia tanpa polio. Itulah dunia tempat anak terbebas dari ancaman kelumpuhan. Itu juga menandai babak akhir pertempuran panjang melawan polio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com