Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2015, 11:00 WIB
KOMPAS.com - Mimisan atau keluarnya darah dari hidung cukup sering dialami anak-anak. Mimisan biasanya terjadi karena cedera ringan, mengorek hidung, atau meniup lubang hidup.

Terkadang mimisan merupakan gejala penyakit, tapi mimisan sangat jarang mengancam nyawa, terutama pada orang dewasa.

Sebaiknya Anda segera ke dokter saat mimisan jika:

- Mimisang cukup sering (lebih dari satu kali seminggu) karena ini bisa jadi gejala tekanan darah tinggi.

- Mimisan terus menerus pada orang yang sedang mengonsumsi obat pengencer darah.

- Darah yang tampak bercampur dengan air dari hidung setelah pukulan di kepala, kondisi ini dapat mengindikasikan adalah retak tengkorak kepala.

- Mimisan cukup sering dan juga perdarahan di gusi serta luka memar yang timbul tanpa penyebab yang jelas.

Cara menghentikan mimisan:

1. Dudukkan pasien. Minta ia untuk menundukkan kepala (bukan menengadah) sehingga darah bisa kering. Gunakan sarung tangan sekali pakai untuk melindungi diri sendiri dan pasien.

2. Pencet hidung. Minta pasien untuk bernapas melalui mulut dan pencet bagian lunak dari hidung untuk mengurangi aliran darah. Beri wadah atau mangkuk agar ia bisa membuang darahnya. Menelan darah bisa menyebabkan sakit. Minta ia untuk tidak menelan, menghirup, atau batuk, agar bekuan darah yang mulai terbentuk tidak rusak.

3. Periksa hidungnya. Setelah 10 menit lepaskan tekanan dan periksa hidung. Jika masih ada perdarahan, pencet lagi hidung sekitar 10 menit lagi.

4. Beri kompres es. Beri pasien es batu atau kompres dingin di bagian hidung untuk mengurangi aliran darah.

5. Periksa hidung lagi. Setelah perdarahan berhenti, bersihkan bagian hidung dengan lap basah. Minta pasien untuk tidak meniup atau mengorek hidung sampai 12 jam kemudian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com