Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/10/2015, 20:17 WIB
dr Andri, SpKJ, FAPM

Penulis

Buat sebagai orang, tidur mungkin adalah sesuatu yang secara alami dialami setiap malam. Tanpa susah payah ketika waktu sudah menunjukkan malam maka beberapa orang dalam waktu kurang dari 30 menit terbaring di ranjang akan sudah mulai terlelap.

Ada memang beberapa yang harus terjaga sampai dini hari tetapi kita mulai menetapkan ingin tidur, tidak sulit baginya untuk tidur. Bahkan salah seorang teman pernah berkata bahwa dirinya itu “pelor” alias nempel molor. Tentu orang-orang seperti ini sangat beruntung.

Sayangnya banyak di antara kita juga yang mengalami kesulitan tidur. Walaupun sudah bolak balik di ranjang selama lebih dari sejam, perasaan kantuk tak kunjung datang. Ada juga yang baru tertidur sejam lalu terbangun dan sulit tidur kembali. Beberapa orang bahkan tidak mampu terus terlelap sampai pagi, paling lama mereka tidur hanya 3 jam saja sehingga sering terbangun di dini hari.

Kasus-kasus gangguan tidur yang dikategorikan insomnia ini banyak ditemukan di dalam praktek sehari-hari. Dokter umum di Indonesia saat ini diberikan kompetensi untuk mendiagnosis dan mengobati gangguan insomnia. Sayangnya ternyata beberapa kasus insomnia tidak semudah teori pengobatannya.

Beberapa yang termasuk insomnia kronis (lebih dari sebulan) adalah termasuk kasus sulit yang mulai sulit disembuhkan bahkan oleh spesialis kedokteran jiwa sekalipun.

Diagnosis tepat kuncinya

Gangguan insomnia dapat didiagnosis di pelayanan primer. Dokter umum sebagai dokter di lini terdepan pelayanan kesehatan masyarakat harus mampu mendiagnosis gangguan insomnia secara tepat. Pasien gangguan insomnia biasanya mengeluh keluhan sulit tidur atau sulit mempertahankan tidur. Pada kasus-kasus yang biasanya datang ke dokter umum kebanyakan mungkin lebih banyak kasus insomnia yang masih di bawah sebulan berlangsungnya.

Masalah medis umum yang mungkin bisa menyebabkan insomni juga perlu diselidiki teliti. Beberapa penyakit seperti jantung, diabetes, reumatik, paru-paru dan gangguan nyeri kronis juga sering menjadi penyebab insomnia. Pengobatan keluhan dasar dari insomnia ini sangat berhubungan dengan keberhasilan pengobatan insomnianya juga.

Pengobatan

Pengobatan untuk insomnia memang tidak langsung dengan obat-obatan anti-insomnia. Sebaiknya dokter juga menilai pola tidur pasien. Sering kali ditemukan masalah insomnia lebih terkait kebiasaan pasien yang pola tidurnya tidak teratur dan sering kali juga menggunakan alkohol dan obat-obatan narkotika secara sering.

Beberapa kasus insomnia pada anak muda banyak dikaitkan dengan perilaku begadang yang sering dilakukan mereka. Beberapa kasus pada pekerja shift juga sangat sering ditemukan. Pola tidur ini termasuk dalam kesehatan tidur yang suka dilupakan pasien dan juga dokter.

Pengobatan pada pasien insomnia pada awalnya lebih ditujukan untuk membuat pasien tidur. Obat-obatan anti-histamin dan juga anti mabuk berkendaraan sering disarankan pada kasus insomnia yang awal. Beberapa literatur dari luar dan juga saran dari Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat menyarankan pemberian anti insomnia seperti zolpidem, estazolam dan ramelteon untuk membantu tidur.

Pada kasus-kasus lanjut usia ada beberapa saran menggunakan melatonin sebagai upaya awal yang biasanya dihubungkan dengan kekurangan zat ini pada pasien usia lanjut.

Pada praktiknya dokter di pelayanan primer atau spesialistik lebih sering meresepkan obat anti-cemas seperti alprazolam, clobazam, lorazepam dan diazepam untuk mengatasi insomnia. Walaupun efektif, tetapi penggunaan anticemas untuk kasus-kasus insomnia menunjukkan bahwa masalah insomnia yang dihadapi berarti berhubungan dengan masalah kecemasan yang perlu ditindaklanjuti.

Masalah lain terkait penggunaan obat anti-cemas saja untuk mengatasi insomnia adalah bahwa obat ini sering menimbulkan toleransi (penambahan dosis) dan juga kesulitan lepas darinya (ketergantungan). Beberapa pasien yang mencoba lepas dari obat ini sering kali mengalami kesulitan terutama untuk golongan alprazolam. Akhirnya pasien terus menerus memakai obat untuk bisa tidur.

MARTINJCLEMENS.COM Ilustrasi
Sebagai psikiater, saya lebih menangani kasus-kasus gangguan insomnia yang kronis. Pasien yang datang dengan keluhan insomnia biasanya sudah lebih dari 3 bulan mengalami gejala insomnia bahkan sering sudah bertahun-tahun mengalami insomnia.

Mereka sudah mencoba berbagai macam jenis pengobatan dengan obat-obatan dan juga berbagai macam terapi alternatif lain seperti akupunktur, totok, pijat dan relaksasi. Kasus-kasus sulit biasanya berkaitan dengan penggunaan obat anticemas yang lama seperti penggunaan alprazolam yang lama.

Upaya yang dilakukan biasanya adalah tetap menjaga kesehatan tidurnya. Pola tidur bagaimanapun harus disesuaikan. Saya sering mendapatkan kasus-kasus yang tidurnya memang baru bisa jam 2 pagi ke atas. Sulit sekali buat mereka untuk bisa tidur di jam 12 malam ke bawah. Selain itu tidak mudah mengganti obat atau mengurangi dosis obat yang selama ini biasa mereka makan.

Kasus rebound (kembalinya sulit tidur setelah lepas obat) sering dialami oleh pasien-pasien yang berusaha lepas dari obat yang dimakannya. Cara lain adalah dengan penurunan dosis perlahan, penggunaan obat antidepresan yang membantu tidur dan juga penggantian langsung obat yang lebih panjang efeknya jika memungkinkan. Kasus-kasus berat biasanya bahkan harus menggunakan 2 sampai 3 macam obat agar membuat pasien setidaknya tidur dengan nyaman.

Selain dengan obat sebenarnya keluhan atau diagnosis dasar pasien juga harus ditanggulangi segera. Gangguan depresi dan cemas sering kali menjadi penyebab masalah insomnia yang berkepanjangan. Pengobatan pada diagnosis dasarnya akan sangat membantu pengobatan insomnianya sendiri.

Pola pikir pasien juga harus diperbaiki. Kadang harapan pasien juga perlu disesuaikan. Tidur yang cukup yang mungkin di pikiran pada umumnya orang adalah 7-8 jam, pada pengobatan kasus insomnia pasien sering kali disarankan untuk bisa puas dengan tidur 5 jam per malam.

Kecemasan karena merasa kurang tidur malah membuat semakin insomnianya bertambah berat. Tidak heran pasien insomnia sering kali merasa cemas tidak bisa tidur bahkan sejak masih siang hari. Saran untuk menjalani pengobatan tanpa perlu memikirkan hal-hal lain di luar itu apalagi yang terkait kecemasan akan sangat membantu proses perbaikan insomnia.

Jangan menunda untuk berkonsultasi ke ahlinya jika mengalami kesulitan tidur. Walaupun insomnia kronis sulit disembuhkan tetapi harapan perbaikan akan selalu ada.

Salam Sehat Jiwa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com