Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dehidrasi dan Keringat Bukan Penyebab Terjadinya Kram

Kompas.com - 16/10/2015, 16:03 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis

KOMPAS.com - Banyak dari kita mendengar dehidrasi dan keringat menyebabkan kram.Ternyata riset membuktikan bukan keduanya yang menyebabkan kram.

Riset dari 2013 peneliti menstimulasi kram di jempol kaki sukarelawan yang terhidrasi dengan baik berulang kali menggunakan listrik kecil. Kemudian si sukarelawan berganti-ganti olahraga dan duduk di ruang panas selama berjam-jam hingga mereka berkeringat dan dehidrasi.

Jika dehidrasi membuat kita rentan terkena kram, menurut teori periset, lebih sedikit syok kecil seharusnya diperlukan untuk menghasilkan kejang kecil. Faktanya, dibutuhkan banyak kejutan listrik untuk menghasilkan kram. Dehidrasi tidak meningkatkan kerentanan sukarelawan terkena kram.

Namun, belakangan ada bukti yang berkembang yang mengatakan kram selama olahraga merupakan hasil ujung-ujung saraf yang terlalu bersemangat, mungkin akibat kelelahan. Beberapa studi pada atlet triatlon dan ultramaraton menemukan mereka yang mengalami kram selama pertandingan cenderung memaksakan diri di awal, membuat kecepatan lari lebih cepat daripada kecepatan latihan yang kemudian menyebabkan kelelahan. Mereka juga sering memiliki riwayat kram, sekali terjadi kram otot, kemungkinan kram itu berulang.

Untungnya, pengobatan kram sederhana saja. "Regangkan otot yang terkena," kata Kevin Miller, ahli olahraga dari Central Michigan University di Mount Pleasant yang juga meneliti pada studi 2013 tersebut. Peregangan tampaknya cepat menenangkan koneksi sistem saraf yang salah tembak di otot tersebut.

Beberapa atlet mengataka,n dengan menelan jus acar dapat meringankan kram. Namun Dr. Miller mengatakan, peregangan mengatasi kram lebih cepat.

Untuk pencegahan, ia menyarankan membuat catatan harian kram. Catat segala sesuatu yang yang Anda lakukan, termasuk berapa lama dan keras berlatih, seberapa baik kualitas tidur, apa yang dipakai dan sebagainya. Perhatikan pola, dan jika mungkin ubahlah itu.

Pertimbangkan berkonsultasi dengan fisioterapis atau pelatih atletik mengenai kelemahan di otot yang terkena kram. Latihan penguatan otot juga mungkin membantu mengurangi kelelahan dan meningkatkan resistensi terhadap kram di masa-masa mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau