Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta Perbedaan Hasrat Seksual Pria dan Wanita

Kompas.com - 03/11/2015, 20:55 WIB
Lily Turangan

Penulis

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Pria bisa terangsang kapan saja, di mana saja, oleh siapa saja. Sedangkan, wanita baru bisa bergairah jika didahului oleh makan malam romantis ditemani bunga-bunga.

Penelitian ilmiah mengatakan, hasrat seksual pria bukan saja lebih kuat, tapi juga lebih to the point dibanding wanita. Bukan rahasia lagi, bahwa wanita  melibatkan emosinya untuk memutuskan apakah ia mau berhubungan seks atau tidak dengan seorang pria.

Menurut  Edward O. Laumann, PhD., profesor bidang sosiologi  University of Chicago dan penulis buku The Social Organization of Sexuality: Sexual Practices in the United States, hasrat seks wanita sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan konteks.

Memahami bagaimana cara kerja hasrat seksual antara dua insan berlainan jenis ciptaan Tuhan, akan membawa Anda kepada tingkatan hubungan yang lebih baik dan saling mengerti satu sama lain. Para ahli percaya, hubungan seks yang sehat akan memengaruhi kesehatan seseorang secara keseluruhan.

1. Pria banyak memikirkan seks

Tentu ini bukan rahasia lagi. Kebanyakan pria di bawah usia 60 tahun memikirkan seks setidaknya sekali dalam sehari. Sementara itu, wanita yang berpikir tentang seks setiap hari, jumlahnya hanya seperempat dibanding pria. Sejalan usia, fantasi tentang seks pada pria dan wanita sama-sama berkurang, tetapi meski demikian pria tetap berfantasi sebanyak dua kali dalam sehari.

Penelitian oleh Roy Baumeister, psikolog sosial  Florida State University, menemukan bahwa hasrat seksual pria bersifat spontan dan fantasi seks mereka lebih bervariasi dibanding wanita.


2. Pria lebih aktif mencari pelampiasan hasratnya dibanding wanita

Ini karena pria lebih butuh seks dibanding lawan jenisnya. Bagi pria, tidak tabu untuk berhubungan seks di awal dan di tengah hubungan, termasuk setelah hubungan personal mereka dengan seorang wanita sudah berakhir bertahun-tahun lalu.

Keaktifan ini bukan cuma dialami pria heteroseksual. Pria homoseksual pun aktif mencari orang yang bisa dijadikan partner seksnya. Penelitian Baumeister juga menyimpulkan, para pria ingin memiliki lebih dari satu partner seks dan lebih menyukai hubungan yang bersifat kasual.

Karena mencari partner seks tidak semudah membeli permen di toko, duapertiga pria mengaku mereka sering bermasturbasi untuk menenangkan gejolak nafsunya. Kebalikannya, hanya 40 persen wanita yang mengaku menempuh cara masturbasi untuk meredakan hasratnya dan itupun jarang dilakukan.

 

3. Gairah wanita sulit dibangkitkan

Selama ini, pria selalu mencari cara untuk membangkitkan gairah pasanganya. Tahukah Anda, bahkan wanita sendiri sering tidak tahu cara membangkitkan gairahnya sendiri. Peneliti dari Northwestern University,  Meredith Chivers dan kawan-kawan, pernah meneliti sekelompok pria dan wanita heteroseksual dan pria homoseksual. Peneliti meminta mereka menonton beberapa film porno.

Hasilnya: Pria hetero terangsang oleh adegan seks pria-wanita dan wanita-wanita. Pria homo terangsang oleh adegan seks pria-pria. Sedangkan wanita hetero, ini mengejutkan sekaligus membingungkan, terangsang oleh adegan pria-wanita, wanita-wanita dan pria-pria.

"Pria yang sangat kaku dan spesifik tentang kepada siapa mereka jatuh cinta dan ingin berhubungan seks, " kata J. Michael Bailey,  peneliti dari Northwestern University. Sedangkan, wanita lebih terbuka dan tidak spesifik dalam menentukan kepada siapa mereka ingin berhubungan.

Ini juga menunjukkan, bahwa wanita lebih mungkin untuk tertarik kepada sesama jenisnya dibanding pria. Kami tidak mengatakan bahwa semua wanita akan melakukan hubungan sesama jenis, tetapi wanita lebih memiliki kapasitas untuk itu dibanding pria," kata Bailey.


4. Hasrat seks wanita sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan faktor budaya

Dalam ulasannya, Baumeister menunjukkan bahwa  sikap, praktik, dan keinginan seksual wanita sangat banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Sebagai contoh; wanita yang rajin pergi ke tempat ibadah cenderung lebih tertutup tentang seks.

Sementara kaum prianya,  cenderung menunjukkan sikap tidak ada hubungannya antara sikap religius dengan hasrat seks mereka. Wanita dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi lebih mungkin untuk mempraktikkan berbagai variasi seks.

Mengapa dorongan seks wanita nampak lebih lemah? Ada teori yang mengatakan, bahwa ini dipengaruhi oleh posisi pria yang dianggap sebagai yang kuat dan pemimpin dalam masyarakat.

Namun, Laumann lebih menyukai pendekatan sosiobiologi yaitu secara genetik, wanita diprogram memang untuk tidak terlalu mengumbar dan berhati-hati, karena merekalah pihak yang akan menanggung 'beban' hubungan seks yaitu hamil dan mengurus bayi.

Wanita jadi cenderung lebih peka terhadap kualitas hubungan, karena mereka ingin pasangan yang bersedia untuk membantu mengurus anak. Mereka juga lebih cenderung memilih pria dengan sumber daya (nafkah) yang memadai untuk mendukung keberadaan anak. Sebab, ketika hamil dan memiliki anak, wanita selama beberapa waktu akan lebihterbatas gerak langkahnya.


5. Libido wanita  kurang responsif terhadap obat-obatan

Dorongan seks pria yang lebih to the point adalah karena secara biologi, otak dan hormonya diciptakan demikian. Karena itu, tidak mengherankan jika penurunan hasrat atau masalah disfungsi pada pria lebih mudah diatasi.

Kebanyakan, masalah seksual pria cukup diobati dengan obat-obatan tertentu. Sementara pada wanita, masalah seksualnya lebih rumit dan seringkali terkait dengan urusan psikologis atau mental, sehingga perlu pendekatan emosi yang biasanya memakan waktu lebih lama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com