Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/11/2015, 21:01 WIB
Ayunda Pininta

Penulis

KOMPAS.com - Bangun dari tidur malam yang hanya berlangsung selama 4 jam bisa saja membuat Anda merasa kacau menjalani hari. Mengantuk, lelah, kurang konsentrasi, menjadi tanda awal kalau tubuh kurang mendapat istirahat.

Anda lantas berniat untuk menghapus kekacauan tadi dengan tidur melebihi 8 jam tidur yang direkomendasikan. Hasilnya, Anda hanya akan merasa lelah seperti hari sebelumnya.

Tidur lebih lama dari 8 jam tampak ideal, khususnya bagi seseorang yang merasa kekurangan jam tidur akibat banyaknya aktivitas. Atau, Anda merasa punya banyak waktu untuk bersantai sehingga akhirnya memutuskan untuk tidur sepanjang hari.

Sayangnya, kebanyakan tidur atau kurang tidur, keduanya bisa merusak siklus tidur seseorang yang akhirnya berpengaruh pada kesehatan fisik maupun psikologis.

Saat seseorang tidur berlebih, akan terjadi perubahan jam biologis yang menghasilkan perubahan fisik, mental, serta prilaku. Beberapa penelitian menunjukkan, orang yang bangun kesiangan misalnya, dapat mengalami sejumlah efek samping seperti pusing sepanjang hari, sering mengantuk, serta kelelahan yang tak jelas penyebabnya. Para peneliti beranggapan, terlalu banyak tidur memiliki efek pada neotransmitter dalam otak, terutama serotonin.

Saat kebanyakan tidur menjadi sebuah “kebutuhan”, maka kondisi tersebut bisa mengarah pada kondisi medis yang disebut hipersomnia. Gejalanya, walau sudah mendapat tidur cukup saat malam, namun masih saja merasa kelelahan dan mengantuk di siang hari.

Komplikasi kesehatan jangka panjang yang mungkin ditimbulkan antara lain sakit punggung bagian bawah, diabetes, stroke, bahkan penyakit jantung. Sedang untuk komplikasi secara psikologis bisa berupa kecemasan, kurang bergairah, hilang nafsu makan, penurunan memori, serta emosi yang tidak stabil.

Namun, ada sejumlah pilihan untuk mengatasi gaya hidup kebanyakan tidur ini demi kesehatan yang lebih baik:

  1. Jika Anda mengonsumsi obat-obatan yang menyebabkan kantuk, konsultasikan dengan dokter agar memberikan obat pengganti.
  2. Mengatur pencahayaan adalah penting untuk membuat ritme tidur yang baik. Lampu temaram di malam hari bisa menjadi pengingat tubuh kalau itu adalah waktu tidur. Ventilasi yang baik akan membuat cahaya matahari masuk ke dalam kamar dan menjadi alarm kalau itu adalah waktu untuk bangun.
  3. Letakkan alarm jauh dari jangkauan. Sehingga saat Anda terpaksa bangun dan berjalan untuk meraihnya, itu akan menjadi ledakan energi agar tetap terjaga.
  4. Buat jadwal tidur yang konsisten, baik saat hari kerja maupun akhir pekan. Sebab, kelebihan tidur pada hari Sabtu dan Minggu akan menjadi masalah saat harus bangun pagi di hari Senin. Itu sebabnya, ada banyak orang yang merasa lelah di hari Senin padahal sudah tidur banyak di hari Minggu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com