Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/11/2015, 17:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Rasa nyeri pada bagian pinggang atau disebut juga dengan low back pain paling tidak pernah diderita 60 persen orang dalam hidupnya. Penyebabnya beragam, tapi gejalanya sama yakni nyeri di bagian punggung yang mengganggu.

Menurut studi tahun 2002 di poli saraf Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, nyeri pinggang merupakan penyakit tersering kedua setelah sakit kepala yang dikeluhkan pasien.

Nyeri pinggang, menurut dr.Mahdian Nur Nasution, spesialis bedah saraf, bisa disebut akut dan kronis. Keluhan nyeri pinggang akut jika rasa nyerinya tajam dan bersifat sementara atau dapat hilang sendiri.

Sedangkan nyeri pinggang kronik biasanya berlangsung lebih dari 3 bulan dan penyakitnya hilang timbul.

"Nyeri pinggang kronik bisa mengindikasikan kerusakan struktur, baik itu pada tulang, otot, atau saraf," kata Mahdian dalam acara media edukasi yang diadakan oleh Klinik Nyeri & Tulang Belakang Jakarta di kawasan Mampang Jakarta Selatan (24/11/15).

Nyeri pinggang adalah nyeri yang tampak sederhana tapi sulit diobati. Ada lebih dari 60 penyebab yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini. Karena itu diperlukan pemeriksaan yang teliti sehingga penanganannya juga optimal.

Mahdian menjelaskan, nyeri pinggang yang dialami oleh orang berusia produktif biasanya disebabkan karena cedera akibat gerakan atau postur yang salah.

"Misalnya saja membungkuk dengan beban berlebih, mengangkat melebihi kemampuan tulang belakang, atau memutar," ujarnya.

Postur tubuh yang salah saat berdiri, mengetik di komputer, atau pun jarang berolahraga, juga bisa membuat kita rentan mengalami sakit pinggang.

Ada beberapa penyebab nyeri pinggang yang tidak teridentifikasi. Misalnya saja karena gangguan sendi (40 persen), discus atau bantalan tulang (26 persen), sendi panggul (2 persen), dan saraf terjepit (13 persen).

"Setiap penyebab memiliki gejala yang khas. Dokter biasanya bisa menduga hanya dengan mengenali pola nyerinya dan juga pemeriksaan fisik. Jika masih tidak jelas baru dilakukan pemeriksaan radiologi sebagai penunjang," katanya.

Pengobatan nyeri pinggang disesuaikan dengan penyebabnya. Jika keluhan nyeri menetap meski telah diberikan obat, biasanya dokter akan menyarankan pembedahan.

Meski begitu saat ini ada pilihan pengobatan lain, yakni interventional pain management yang bisa membantu meredakan nyeri pinggang. Misalnya saja suntikan ke dalam sendi, radiofrekuensi, kateter, dan masih banyak lagi.

"Setelah tindakan intervensi pasien juga harus olahraga rutin untuk menguatkan otot-otot dan juga memperhatikan postur tubuh agar nyeri pinggang tak kembali lagi," katanya.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com